Tuesday 26 September 2017

PERJODOHAN MURAI BATU ALA DIGDAYA

Berbicara urusan hati memang tidak bisa dipaksakan, ungkapan tersebut ternyata berlaku juga untuk burung, tak terkecuali burung murai batu.




Padepokan Bala6 (PB6) Ring Digdaya memiliki cara tersendiri dalam hal menjodohan murai batu ini. Dalam 4 tahun terakhir, sedikitnya kami telah berhasil menelurkan ratusan anakan murai hasil perkawinan dari indukan pejantan jawara & betina trah jawara hasil perburuan dari gantangan lomba kicau. Intinya, perjodohan murai bisa dilakukan sesuai dengan keinginan si empunya. Jadi, jika si owner ingin mengawinkan langsung betina berbadan besar dengan jantan suara lantang, itu sah-sah saja terjadi.

Selain jodoh betina pilihan si empunya, si Pejantan jawara juga berhak memilih pasangannya sendiri. Caranya yakni dengan menganut perbandingan 1 jantan untuk 4-5 betina. Ya, 1 jantan dikelilingi 5 betina yang masing-masing dipisahkan oleh sangkar yang berbeda. Dari perbandingan itulah kami dapat melihat si jantan akan lebih condong ke sudut yang mana. tidak perlu waktu lama, dalam 1-2 jam saja Murai batu jantan jawara itu sudah akan terlihat condong pada betina tertentu, maka  akan kami pisahkan selama beberapa hari untuk memastikan lagi tentang pilihannya, sebelum masuk ke tahap berikutnya

Pertimbangannya adalah, dengan tidak memaksakan jodoh si burung, burung akan merasa lebih "happy" dan "ikhlas". Dan berdasarkan pengalaman selama 4 tahun ini, hasil anakannya terbukti punya kualitas relatif lebih bagus dibanding dengan perjodohan 1 vs 1.


Dipandang dari sisi burung, jelas secara alamiah pejantan jawara bisa melihat mana betina yang lebih "horny" atau secara fisik lebih sehat dan lebih punya kualitas yang dibutuhkan. Karena secara naluriah setiap makhluk punya kecendrungan untuk memperbaiki kualitas genetik keturunannya masing-masing dengan memilih pasangan yang terbaik, terkuat, tersehat dan punya kelebihan yang dapat mengisi kelemahannya.
 
Setelah indukan jantan dan betina terlihat mulai ada ketertarikan satu sama lain, dempetkan kedua kandang selama 1 minggu. Selama proses tersebut, berikan obat dan vitamin untuk merangsang gairah seksual dan vitalitas burung sehingga proses perkawinan bisa dipercepat. Lebih lanjut, dengan meletakan wadah pakan di sisi kandang yang berdekatan antar sangkar, akan mendorong 2 individu  burung untuk saling mendekat sehingga akan makin sering berinteraksi.
 

Di tahap ini bukan masalah suka sama suka lagi, tapi lebih pada menyesuaikan tingkat birahi ke dua individu tersebut. Tingkat birahinya harus sama dulu agar proses perkawinan bisa lancar. Kalau belum sinkron, dampak yang bisa terjadi yang paling ringan adalah waktu tunggu yang lama dari pasangan ini sejak masuk kandang sampai mulai terjadi perkawinan dan menghasilkan telur. Sampai bosan si breeder memberi makannya. Atau yang sering terlihat adalah si betina mengejar si jantan atau sebaliknya si jantan mengejar-ngejar betina dan yang terparah adalah terjadinya kematian si betina, akibat dibantai oleh jantan yang terlalu agresif. Pernah terjadi juga jantan di bantai betina, tapi sangat langka.
 

Bagaimana mengetahui tingkat birahi jantan & betina telah sama?
Tingkat birahi indukan yang telah sama tersebut bisa dilihat dari cara tidur burung yang sudah berdekatan, meski masih berbeda sangkar. Jika tingkat birahi telah sama dan telah satu frekuensi, barulah murai jantan dan betina dimasukan dalam 1 kandang secara bersamaan.

Sejak dimasukan ke dalam satu sangkar dan kawin, indukan betina paling cepat akan bertelur 5- 10 hari kemudian dengan catatan tidak terjadi hal-hal yang menjadi penghalang terjadinya perkawinan murai batu yang akan kami terangkan pada artikel yang lain.

Selamat mencoba