Friday 24 March 2017

MURAI BATU PADANG SIDEMPUAN

Murai Batu asal Tapanuli Selatan dengan ibukota Kabupaten di Padang Sidempuan adalah fenomena sesungguhnya dibalik hegemoni nama murai batu Medan yang menjadi brand favorit kicau mania seputaran Asia Tenggara.

Lengkapnya bisa disimak di Link berikut : Murai Batu Medan

Perburuan pribadi saya terhadap Murai Batu Sidempuan ini sesungguhnya sudah sangat panjang, bahkan bisa dibilang sejak awal saya mulai kepincut dengan Murai Batu. Tidak banyak hasil yang sudah didapatkan sebenarnya, karena Murai Batu Sidempuan seolah tenggelam oleh nama Murai Batu Medan yang dibesarkannya. Tidak seperti Murai Batu Pasaman, Murai Batu Mandailing Natal Murai Batu Bahorok serta Murai Batu Marike yang dulunya juga sama-sama disebut sebagai Murai Batu Medan tapi kemudian bisa mempunyai identitasnya sendiri karena banyak disebut-sebut oleh pelomba di Pulau Jawa. Sejauh ini baru didapatkan 2 Pejantan yang sangat memuaskan kriterianya yaitu THUNDER & yang terbaru adalah PENANTIAN. Keduanya di dapatkan Mr. Harjo langsung dari teman yang ada di Medan sebelum kemudian di adaptasikan di Jawa untuk ganti bulu dulu sebelum kemudian siap untuk berkarir lagi di gantangan. THUNDER masih asik buat gaco untuk ngamen cari uang pakan he.. he.. he..  sementara PENANTIAN setelah cukup stabil kondisinya dan sudah beberapa kali lolos uji gantangan sudah harus masuk kandang penangkaran dulu, sehingga ada basic blood anakan betina trah MB Sidempuan untuk nantinya dikawinkan dengan THUNDER.




Murai Batu Medan asal Hutan Pegunungan Bukit Barisan di Tapanuli Selatan yang sejak awal dibesarkan dan berkarir memburu prestasi di lomba kicau di seputaran kota kedua terbesar di Sumatra Utara : Pematang Siantar. Sempat terang benderang sinarnya sampai suatu saat sang Juragan memasrahkannya pada istrinya karena kesibukan bisnisnya. Dirawat seadanya dengan pakan poer ayam saja hariannya, lumayan merana MB jawara ini menanti kasih sayang sang Juragan.


Singkat cerita akhirnya berhasil diboyong ke tanah Jawa  dan setelah rekondisi beberapa bulan di Padepokan Malaikat Subuh Tangerang, maka diawal tahun 2016 berakhirlah "PENANTIAN" panjang murai batu ini dari kevakuman dan memulai lagi peruntungannya di gantangan.

Berkat tangan dingin master Sulistio Raharjo walau sering tanpa settingan khusus tapi saat di bawa ke gantangan sering masuk hitungan di lomba lokal di sekitaran lomba Jabodetabek... dan sering dikira si Jago Utama : Malaikat Subuh karena punya postur dan karakter ekor yang mirip ditambah lagi isian dan durasi kerja kerjanya juga tidak banyak berbeda... Maklum dirawat di dalam sasana tinju yang sama he..he..he..he

Karakteristik dari Murai batu asal Padang Sidempuan bernama Penantian ini adalah :
Volume kencang tajam melengking, dengan materi suara isian layaknya supermarket ada tembakan Cililin, Siri-Siri, Rambatan, Gereja tarung, Love Bird, Tengkek Buto, Srindit dan kasaran suara Balangkrek & Cucak Jenggot.
Dominan : Jangkrik, Tengkek & Elang
Gaya main full Ngeplay aktif di tangkringan atas.
Istimewa terutama di durasi. 10/14 deh jika dibandingkan dengan Malaikat Subuh
Ekor 20cm
Usia 4 tahun
Prestasi saat di tangan masih sekedar lomba Latber/Latpres lokalan saja.