Bagai gayung bersambut trend ini tampaknya seiring dengan makin meningkatnya suhu persaingan di arena lomba kicau. Kicau Mania akar rumput dimanjakan dengan banyaknya event organizer yang tumbuh subur dan masing-masingnya rutin menggelar lomba kicau di setiap daerah di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan mulai merambah ke Sulawesi dan Nusa Tenggara. Dulu mungkin kita hanya mengenal E/O yang menggunakan pakem PBI dan Independen saja. Saat ini afiliasi dan organisasi penyelenggara makin beragam; ada BnR, ada EBOD, ada Kicau Mania.org dan beberapa group Facebooker yang memotori kegiatan yang indah ini. Tentunya kesempatan untuk tampil dan eksis sebagai juara juga semakin terbuka lebar. Level persaingan yang muncul juga makin tersegmentasi dan berjenjang. Ada kelas lokalan seperti Latber rutin & Latpres terjadwal, Even regional, Even Nasional insidental dan Even Nasional Tahunan. Intinya mau cetak mb jawara bisa lebih cepat tidak sesusah dimasa lalu. Artinya dunia kicau mania makin marak dan makin banyak orang yang bisa bahagia dari hobbynya. Fakta yang positif ini berkorelasi dengan terus meroketnya demand akan bahan mb kualitas lomba. Saya teringat diskusi saya dengan om Syamsul Saputro pemilik SKL BF. Beliau mengatakan bahwa supply burung bahan ke pasaran tidak boleh hilang karena animo Kicau Mania yang demikian besar menuntut supply yang tak berkesudahan. Sebanyak apapun produksi trotolan dari breeder tidak akan mampu mengejar demand ini karena supply murai batu alami hutan Sumatera makin hari akan makin menipis.
Sejak duhulu breeder mengejar mb jantan jawara lapangan sebagai dasar membangun kualitas trotolan produksinya. Tapi saat ini saya melihat ada beberapa breeder senior yang sudah belasan tahun menangkarkan murai batu mulai lagi masuk ke arena untuk berburu alumni penangkarannya sendiri. Seperti ARCO BF yang mulai mengkoleksi beberapa anakan Raja Rimba, Matador dan Goldenboy. MR.DELTA BF misalnya juga mulai mengumpulkan anakan dari Rusia, Arjuna, Bima dan Songgolangit. Mereka memonitor anakan jantan ring mereka yang sudah malang melintang di arena lomba lokal dan regional untuk dibeli kembali (buyback). Ini dikarenakan indukan awal yang mayoritas merupakan indukan jawara asli hutan sudah mulai menurun produktifitasnya. Regenerasi dan ekspansi indukan sudah menjadi keharusan untuk mengejar indenan dari konsumennya. Pertimbangannya sangat masuk akal, ini karena mereka sudah sangat mengenal silsilah berikut karakter dari masing-masing ternakannya. Hal ini yang akan memudahkan mereka untuk percaya diri melakukan padu padan dengan betina trah simpanan mereka. Silsilah dan trah ini menjadi penting karena ada standar kualitas yang yang harus masuk kedalam kriteria mereka dan ada reputasi breeder yang harus mereka jaga. Disisi lain ada juga breeder senior seperti REJO BF yang menyimpan anakan Lodra, Monalisa, Kenthus, Salju, Andromeda, Poseidon dll untuk di jadikan indukan masa depan. Sementara itu saya amati dari indukan jebol kandang yang dilepas SKL BF, banyak yang sudah merupakan pasangan jantan dan betina hasil penangkaran sendiri 100%.
Stock Simpanan Pejantan Ring Rejo berumur 6 bulan sampai 2 tahunan
Mr.Harjo dan Team KOMBAT bersama MB Malaikat Subuh