Thursday, 13 August 2015

EL NINO & LA NINA

Indonesia baru memasuki masa transisi dari kemarau ke musim penghujan di November 2015 ini. Pada kondisi cuaca normal, masa pancaroba berawal di September. Masa Pancaroba ini sering di cirikan dengan adanya hujan secara sporadis (tidak merata) dengan intensitas yang tinggi (hujan deras) namun terjadi dengan waktu yang sangat singkat. Kemunduran awal musim hujan ini (1-2 bulan) ini disebabkan oleh munculnya El Nino yang tergolong kuat. 

EL NINO adalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat Peru – Ekuador (Amerika Selatan yang mengakibatkan gangguan iklim secara global). Biasanya suhu air permukaan laut di daerah tersebut dingin karena adanya up-welling (arus dari dasar laut menuju permukaan). Menurut bahasa setempat El Nino berarti bayi laki-laki karena munculnya di sekitar hari Natal (akhir Desember). Di Indonesia, angin monsun (muson) yang datang dari Asia dan membawa banyak uap air, sebagian besar juga berbelok menuju daerah tekanan rendah di pantai barat Peru – Ekuador. Akibatnya, angin yang menuju Indonesia hanya membawa sedikit uap air sehingga terjadilah musim kemarau yang panjang.

Gilbart Walker adalah ilmuwan yang pertama kali mengemukaan tentang El Nino dan sekarang dikenal dengan Sirkulasi Walker yaitu sirkulasi angin Timur-Barat di atas Perairan Pasifik Tropis. Sirkulasi ini timbul karena perbedaan temperatur di atas perairan yang luas pada daerah tersebut.

Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca Indonesia
Fenomena El Nino menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang, tingkat berkurangnya curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas El Nino tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El Nino.


Info Grafis BMG yang di lansir oleh media online KOMPAS 


El Nino pernah menimbulkan kekeringan panjang di Indonesia. Curah hujan berkurang dan keadaan bertambah menjadi lebih buruk dengan meluasnya kebakaran hutan dan asap yang ditimbulkannya.

Berdasarkan data historis cuaca dan iklim Indonesia, setelah El Nino  1997 yang merupakan yang terhebat sepanjang yang tercatat terjadi di negeri ini,  terjadi La Nina hingga 3 tahun berturut-turut dengan intensitas lemah. Sebaliknya bila ditarik kebelakang maka pasca El Nino 1973 timbul La Nina yang kuat. 
LA NINA merupakan kebalikan dari El Nino. La Nina menurut bahasa penduduk lokal berarti bayi perempuan. Peristiwa itu dimulai ketika El Nino mulai melemah, dan air laut yang panas di pantai Peru – ekuador kembali bergerak ke arah barat, air laut di tempat itu suhunya kembali seperti semula (dingin), dan upwelling muncul kembali, atau kondisi cuaca menjadi normal kembali. Dengan kata lain, La Nina adalah kondisi cuaca yang normal kembali setelah terjadinya gejala El Nino. Perjalanan air laut yang panas ke arah barat tersebut akhirnya akan sampai ke wilayah Indonesia. Akibatnya, wilayah Indonesia akan berubah menjadi daerah bertekanan rendah (minimum) dan semua angin di sekitar Pasifik Selatan dan Samudra Hindia akan bergerak menuju Indonesia. Angin tersebut banyak membawa uap air sehingga sering terjadi hujan lebat. Penduduk Indonesia diminta untuk waspada jika terjadi La Nina karena mungkin bisa terjadi banjir.

Ketika La Nina kolam panas (bagian laut yang suhunya tinggi) bergerak masuk ke arah Indonesia bagian timur dan demikian juga anginya berhembus lebih kuat ke arah Indonesia sehingga laut di Indonesia timur meningkat suhunya, hal ini diikuti dengan penguapan yang lebih banyak dan terjadi konveksi kuat yang membentuk awan hujan (kumulus), sehingga daerah Indonesia khususnya bagian timur akan curah hujanya di atas normal.

Sebaliknya ketika El Nino kolam panasnya bergerak menjauhi Indonesia sehingga yang banyak hujan ialah di laut Pasifik, sedangkan daerah Indonesia, khususnya bagian timur curah hujanya berkurang. Indonesia mengalami kekeringan. Proses El Nino dan La Nina ini dapat diperlihatkan ada hubunganya dengan aktivitas matahari dan sinar kosmik.

Fenomena La Nina ditandai dengan menurunnya SPL (suhu permukaan laut) di zona Nino 3.4 (anomali negatif) sehingga sering juga disebut sebagai fase dingin. Karena sifatnya yang dingin ini, kedatangannya juga dapat menimbulkan petaka di berbagai kawasan khatulistiwa, termasuk Indonesia. Curah hujan berlebihan yang menyertai kedatangan La Nina dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah di Indonesia. Jadi, dua “lakon” di panggung Samudera Pasifik ini sama-sama menakutkan. Yang satu menyebar petaka kekeringan, sementara yang lain memberi ancaman banjir.

Apa dampak fenomena cuaca ini untuk kicau mania umumnya dan breeder murai batu pada khususnya ?

Saat ini di mayoritas wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan . Dari 339 Zona Musim (ZOM) 136 atau 40% lebih diantaranya telah memasuki penghujan di November sedangkan 105 ZOM akan menyusul di Desember, terbanyaknya di Jawa. Desember dan Januari, sebagai puncak musim hujan di Indonesia curah hujan diperkirakan dibawah normal.

Untuk para kicau mania, masa pancaroba adalah masa waspada. Sekali lagi WASPADA karena jangankan momongan dan klangengan kita yang dikandang, kita sendiri pun juragannya rentan terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus. Kuncinya adalah menjaga stamina dengan vitamin, mineral dan gizi yang berkecukupan. Khusus untuk Murai Batu kesayangan maka jangan terlalu sering dibiarkan berada pada ruang terbuka. Full krodong harian lebih aman.

Untuk Breeder, sebenarnya musim hujan adalah masa bulan madu untuk produksi. Karena biasanya kondisi iklim mikro di kandang tangkaran akan menjadi lebih lembab dan suhunya mendekati kondisi habitat alami hutan tropis yang secara naluriah sangat kondusif bagi murai batu untuk berkembang biak. Ayo kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Karena musim hujan kali ini diperkirakan akan terjadi dibawah normal baik dalam segi intensitas hujannya dan jangka waktu musimnya. 



Prakiraan Musim Kemarau di Indonesia 2015 

Tuesday, 4 August 2015

PESANTREN MB RING DIGDAYA

Ibarat Arsitek, maka seharusnya seorang peternak murai batu akan punya blue print yang berisi angan-angan dan rancangan metode untuk  menghasilkan trotolan yang berkualitas sesuai kriteria yang diyakininya. Mulai dari rancangan kandang tangkaran, penelusuran trah indukan, pengenalan karakter serta sifat-sifat unggulan indukan, kombinasi pasangan jantan-betina yang kiranya berpotensi saling melengkapi dalam memperkuat beberapa kriteria keunggulan tertentu, setingan pakan tiap pasangan indukan, pengaturan iklim mikro kandang tangkaran sampai strategi panen dan inovasi menu gizi dan vitamin untuk pakan lolohan. Cukup panjang perjalanan dan begitu banyak usaha yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa setiap trotolan yang dihasilkan bisa memiliki standar bakat secara fisik dan psikis sehingga layak dipasarkan dengan harga yang pantas.

Padepokan Bala6 Jakarta (PB6) dengan produk murai batu ring digdaya saat ini fokus pada segmen pasar murai batu untuk tujuan lomba. Arena lomba kicau adalah ajang adu gengsi dan ajang adu ketrampilan dari seekor individu burung murai batu. Layaknya atlet saja, maka modal untuk sukses berkarir dan menjadi juara tentunya yang utama adalah didasari oleh bakat yang sudah mengalir dalam genetikanya. Kemudian bakat itu dikenali dan di angkat oleh pemandu bakat yang jeli dan lihai dalam membaca potensi. Modal bakat saja tidak cukup, karena bakat tersebut harus diasah dan dimuliakan oleh program latihan yang terprogram dengan seksama atas dasar pemahaman mengenai karakter masing-masing individu murai batu calon juara lomba kicau. 

Faktor keberuntungan adalah kunci dari kesuksesan. Seorang kicau mania bisa dibilang beruntung apabila  mendapatkan seekor mb bahan berkualitas dan dikemudian hari layak menjadi jawara lomba kicau. Seekor trotolan/bahan mb bisa dibilang beruntung jika mendapatkan seorang juragan yang berpengalaman dan punya metode yang mumpuni dalam  memaksimalkan potensi yang dimiliki si mb bahan tersebut. Tapi tidak banyak ditemukan sinkronisasi keberuntungan yang indah seperti diatas. Seperti sudah sering dibahas sebelumnya. Sebagaimana sebuah bangunan, maka bakat yang dipunyai seekor murai batu ibarat pondasi yang tersembunyi dan hanya menenpati 10-30% dari total bangunan tersebut. Selebihnya, bagaimana bangunan tersebut terbentuk lebih ditentukan oleh kualitas rawatan sang perawat. Jadi proses perawatan seekor murai batu muda belia setelah lepas dari peternak ke sang juragan barunya adalah sebuah perjalanan yang lebih panjang lagi dan menentukan bagaimana nasib si individu murai batu tersebut dimasa dewasanya.

Dalam rangka sinkronisasi keberuntungan yang bertujuan untuk memadukan potensi bakat dengan skill perawat inilah, maka untuk murai batu ring digdaya kami berusaha untuk memberikan jalan masuk bagi para juragan yang tidak punya banyak waktu untuk merawat murai batu yang diangkat dari PB6 dengan cara merekomendasikan beberapa rekanan yang terpercaya akhlak dan skill perawatan murai batunya. Untuk wilayah Jakarta, salah satunya adalah yang dikelola oleh PUNAKAWAN BC Tangerang yang PB6 juga ikut terlibat sebagai salah satu pengurusnya. Sudah berjalan sejak Bulan Juni 2014 dengan beberapa santri mb ring digdaya dan beberapa diantaranya seperti Sendhekolo (Nakula Jr), Denpram (Gurkha Jr), Denjaka (Young Gun Jr), Balthazar (Balrock Jr), Langitan (Tangse jr), ANG04 (Anggada Jr) sudah mulai masuk arena lomba dan beberapa sempat menuai prestasi yang cukup menggembirakan.
 Crew Punakawan BC sedang menggantang MB santri di lomba lokalan.

Diterapkan cara sederhana tapi dengan metode yang tepat dan unik untuk tiap individu santri disesuaikan dengan pengenalan akan karakternya masing-masing.  Dengan cara ini ditargetkan potensi tiap mb bisa tertata dengan seksama. Mulai dari menanamkan kebiasaan harian seperti : jemur, umbar, mandi sampai waktu pemberian pakan yang konsisten porsi menu dan ketepatan waktunya. Sehingga mb muda kan mudah untuk menerima setingan lomba pada saatnya nanti. Untuk pemasteran, berdasarkan kondisi dan tahapan usia maka tiap santri akan masuk ke ruang kelasnya masing-masing secara metodik dan terencana. Ada ruang kelas Cililin, ruang kelas Tengkek, Love Bird, ruang kelas Jangkrik, ruang kelas Balang Krek, ruang kelas kombinasi (Pelatuk, Srindit, Cucak Jenggot, Parkit, Jalak Suren, Kolibri, Siri-siri)  ruang kelas speed (MP3), ruang kelas terapi air dan ruang kelas neraka dimana apabila sudah dirasa siap dan kuat mentalnya maka akan berada di ruangan yang sama dengan murai batu-batu lapangan yang sudah mapan seperti halnya sang mb maestro si Malaikat Subuh. Jadi proses dilakukan secara bertahap sesuai program yang sudah di tetapkan. Pada saat yang tepat dilakukan test dan ujicoba di arena lomba sebagai bahan evaluasi hasil belajar tiap santri.

Walaupun tersedia 3 kandang umbaran sepanjang 7 m, 6 m dan 5 m, pengumbaran dilakukan secara periodik untuk santri-santri yang memang sudah masuk pada usia dan kondisinya yang paling ideal sesuai kurikulumnya masing-masing. Pesantren mb Punakawan SF ini ekslusif saat ini hanya untuk mb ring digdaya saja karena kapasitasnya yang masih terbatas dan semata sebagai fasilitas tambahan untuk para juragan yang tidak punya banyak waktu untuk merawat sendiri mb ring digdaya kesayangannya.

Selain di Punakawan BC, kami merekomendasikan sekolah khusus murai batu yang ini juga ada di UMS (Universitas Murai Solo) yang di asuh oleh om Hardoyo Irwansyah di Pabelan Kartosuro - Jawa Tengah dan Raja Nekat SF di Semplak Bogor - Jawa Barat yang diasuh oleh om Ismu.

Umbaran 6 meter

   Umbaran 7 meter

 Konsistensi Rawatan Harian

Ruang Kelas Cililin 

Ruang Kelas LB

Ruang Kelas Kombinasi