Saturday 2 January 2016

KATURANGGAN BETINA INDUKAN RING DIGDAYA

Jika kita melebarkan wawasan kita lebih luas lagi, dalam falsafah Jawa dalam sebuah perjodohan ada 3 faktor yang harus diperhatikan yaitu:  Bibit (keturunan), Bobot (kualitas pribadi) dan Bebet (status sosial). Pada breeding murai batu falsafah diatas ternyata juga sangat relevan untuk kita jadikan pegangan dalam usaha untuk mencapai tujuan breeding : kualitas dan kwantitas trotolan. Mengenai BIBIT, sudah pernah dibahas dalam dalam artkel TRAH MURAI BATU JAWARA. Sekarang kita akan lebih menitikberatkan pada faktor ke dua yaitu BOBOT.

Senior breeder murai batu yang paling berpengaruh dalam konsep berternak yang Padepokan Bala6 terapkan sampai saat ini mengatakan bahwa dalam mencetak murai batu berkualitas ada satu faktor penentu : INDUKAN BETINA. Bahkan guru besar kami ini mengatakan bahwa porsi peranan genetika indukan betina ini bisa menempati 85% sedangkan sisanya adalah kontribusi genetika indukan jantan. Tidak ada jurnal penelitian yang menjustifikasi pernyataan ini sebenarnya, tapi pengalaman puluhan tahun itu saat ini kami rasakan memang ada benarnya. kami sudah buktikan sendiri dari hasil penangkaran murai batu ring digdaya.

Dalam hal BOBOT, istilah dalam dunia makhluk hidup ini adalah KATURANGGAN yang menggali relevansi antara ciri fisik dengan superioritas individu untuk kualitas tertentu. Khusus untuk murai batu betina, Padepokan Bala6 dari banyak kriteria yang ada menitikberatkan pada 3 ciri fisik utama yang harus ada dalam diri seekor murai betina yang layak untuk menjadi indukan.

1. Bertubuh Besar

Semata ini hanya selera seorang penghobi, karena memang murai batu yang berpostur besar terlihat lebih segar, lebih gagah dan berwibawa. Ciri utama yang kami cari sebenarnya adalah indukan dengan dada yang bidang dan lebar yang biasanya menandakan punya kapasitas udara yang diatas rata sehingga bisa punya durasi berkicau yang lebih panjang.

























2. Bersuara Cetar

Mengenai suara, sebagai seorang pecinta lomba kicau maka bisa dibilang kualitas suara adalah sebuah faktor yang paling vital untuk indukan murai batu untuk tujuan lomba kicau. volume suara pada anakan jantan berdasarkan pengalaman kami ternyata lebih banyak ditentukan oleh genetika indukan betina. Sementara jantan akan banyak mewarnai jenis atau karakter suara anakan jantannya. Pengetahuan tentang bentuk paruh murai batu akan sangat membantu dalam memprediksi seberapa cetar suara seekor murai batu baik jantan atau betina.


























3. Mata yang Pintar

Dari 3 kriteria diatas , Sebagai breeder yang kami utamakan adalah ciri yang ketiga yaitu betina yang bermata pintar. Ini terkait dengan kesuksesan breeding karena betina yang pintar biasanya sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan, fleksibel dan bisa menghadapi jantan dengan karakter yang ganas dan yang terpenting adalah pintar dalam mengasuh anak. 



























Nanti suatu saat akan kami bahas satu persatu dengan lebih detail lagi. InsyaAllah
Bibit berarti asal-usul, keturunan. Bebet adalah keluarga, lingkungan, dengan siapa teman-temannya. Sedangkan bobot adalah kepribadian, pendidikan, pekerjaan, gaya hidup dan tentu saja tingkat keimanan

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/achormohammad/jodoh-bibit-bebet-bobot_552cb19e6ea834374e8b4609
Bibit berarti asal-usul, keturunan. Bebet adalah keluarga, lingkungan, dengan siapa teman-temannya. Sedangkan bobot adalah kepribadian, pendidikan, pekerjaan, gaya hidup dan tentu saja tingkat keimanan

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/achormohammad/jodoh-bibit-bebet-bobot_552cb19e6ea834374e8b4609

2 comments: