Piala Raja bisa dibilang sebagai puncak perhelatan lomba burung kicau skala nasional. PBI (Pelestari Burung Indonesia) sebagai organisasi berbadan hukum tertua dari penghobi burung kicau adalah penyelenggaranya. Bertepatan dengan moment ulang tahun PBI ke 45 tahun tanggal 20 September 2018. Maka pada Hari Minggu, 23 September 2018 Piala Raja Hamengkubuwono X digelar yang setidaknya di ikuti oleh 6000 peserta.
Menjadi lebih bermakna karena tahun 2018 ini kicau mania Indonesia mendapat cobaan berat dengan hadirnya Peraturan Menteri KLHK no. P20/2018. Komunitas kicau terbelah antara yang menolak mentah-mentah dengan yang meminta revisi akan ketentuan baru ini. Akhirnya ada jalan tengah melalui revisi lewat P92/2018. Dimana beberapa jenis burung yang sudah berhasil ditangkarkan ex-situ secara masif dikeluarkan dari daftar dilindungi. Kicau mania seolah disadarkan pada satu paradigma bahwa Konservasi musti segera menjadi langkah nyata yang menjadi nyawa hobi kicau ini.
Berikut ini adalah sebuah tulisan terkait Piala Raja 2018 yang ditulis oleh seorang pendiri (Founder) Kicaumania.or yaitu om Bambang Arkan Rusdy Baihaqi. Mari Kita simak bersama :
Perjalanan yang panjang silaturahmi ke Yogyakarta.
Piala Raja 2018 yang sangat prestisius sudah usai.... Ini adalah penyelenggaraan lomba paling ramai dan paling menarik untuk semua kicaumania maupun aktifis konservasi. Ada moment menunggu statement yang akan menentukan arah lomba burung yang lebih berpihak kepada konservasi. Minimal dukungan bahwa kicaumania mendukung konservasi.
Hasilnya happy ending. Dalam sambutan dari semua stakeholder Piala Raja berorasi menekankan pentingnya konservasi pelestarian alam dalam hal ini perburungan.
Ada penghargaan aktifis konservasi perburungan. Begitu pula peternak-peternak yang turut menyumbang burung secara simbolis untuk dilepas ke alam. Ini momentum istimewa. Ini tentang bagaimana nasib konservasi ke depan. Tentang pemberdayaan masyarakat yang harusnya semakin baik. Tentang kemudahan, kesejahteraan peternak yang akan menjadi tulang punggung konservasi dimasa datang.
Terima kasih Om Reedy Indra Lesmana yang menfasilitasi diskusi-diskusi untuk menajamkan konsep-konsep konservasi organisasi kita. Beruntunglah kita bertemu dengan orang-orang yang kompeten dalam urusan ini. Memang ada perbedaan konsep konservasi organisasi perburungan. Tapi semua sepakat, bahwa memang ada masalah yang berkaitan konservasi ini dan semua sangat peduli. Ada tanggung jawab besar yang diemban kicaumania untuk kelestarian alam. Dan kita pikir tidak ada satupun organisasi kicaumania sampai pada tingkat diskusi kecil bird club ataupun single fighter yang tidak peduli dengan konservasi. Rasanya hati bergetar mendengar mars PBI yang liriknya sangat bermakna bagi pelestarian alam.
Terima kasih PBI, BnR, Ronggolawe, Oriq Jaya, Rajawali Indonesia, NZR, Indojaya, Radja, seluruh Bird Club, Single Fighter dan seluruh stakeholder kicaumania tentang kepedulian tentang konservasi walau caranya berbeda-beda. Pada suatu titik segera kami yakin bahwa kita akan mudah untuk duduk bersama untuk membangun lomba burung yang berbasis konservasi yang bisa memakmurkan seluruh kicaumania.
Menjalin Kawan Menjaga Alam
Terima kasih atas silaturahmi yang Indah Om Yogi Prayogi Aradea Surya Putra Abbas Coco Benz Wira Dian Toto Adit Aza Karni Bethek Kediri Mario Andretty Yogi LV Cristiawan Martinez Ruddy D'Oasis BF Anggita Sapta Syaknan Samuel Adi Nugroho Damar Aji Pramudita Taufik Mohammad Amar Pandawa Giri Prakosa Eko Budi Prasetyo Wisnu Widyanto Lcbf Wisnu Muhammad Daya Goes Km Duto Sri Cahyono Ari Suprawadi Ari Saptoyuono Adi Balos Heru Cintarto Heroe Poerwanto Iswahyu Digdaya Sulistio Raharjo Dwi Bayu Pangeran Ali Nursojo Mbah Gimbal Purworejo Satrio Mbah Moel Koest Ridho Andretty BF Nanu KM Andi Hermawan Virgo Andi Kurniawan Sastrowardoyo Chandra Masno Art Andri Sanjaya Bendel Arda Pandawa Ivan Pariss Ghifarry's Tony Tony Utomo Akdiatmojo Catur BF Purwo Banyuwangi Caturhuda
No comments:
Post a Comment