Tuesday, 2 October 2018

MISI KE LAMPUNG SELATAN


Jalan Toll Sumatera. Tahun 2019 Tembus Sampai Palembang

Kesempatan tidak datang 2 kali. Jadi ketika ditawari Haji Ari Suprawadi untuk menemani sebuah acara keluarga ke Pringsewu, Lampung langsung saya sambut dengan gegap gempita. itu karena beberapa alasan yaitu :

*Saya jarang beranjangsana ke Sumatera. Bisalah dihitung dengan jari tangan. 
*Mau merasakan jalan toll di Pulau Sumatera.
*Melihat pembangunan infrastruktur Bendungan Way Sekampung. Jelek-jelek gini dulu lulusan teknik sipil dengan peminatan bangunan air.

Pembangunan Bendungan Sungai Way Sekampung

*Saya belum pernah ke Lampung arah Selatan.
* Status sebagai turis gunung, membuat saya sangat antusias melihat Gunung Tanggamus (2012 mdpl) sebagai Lampung's 2nd highest.
* Karena kota Agung & reputasi murai Batu Kota Agung yang melegenda bahkan sampai sekarang. Sapa tauk bisa dapat yang asli.
* Kesempatan menimba ilmu dari 2 orang master kicau mania. Ini yang terpenting.



Mr. Harjo & Haji Arkum 

Alhamdulillah Saya menang banyak Kali ini ; wawasan baru tentang pasar burung, pengenalan jenis burung masteran yang sebelumnya tidak saya kenal, pengenalan lebih dalam mengenai Love Bird & merpati, pengenalan habitat Branjangan, Kapas tembak, Cililin, Kacer dan Murai batu, melihat Colibri bercengkrama bebas dihalaman rumah dan banyak lagi wawasan dan sudut pandang diluar perburungan.
Jadi banyak angan dan harapan saya yang kesampaian dalam acara halan-halan kali ini. Banyak informasi yang penting yang sangat berharga yang sepatutnya menjadi perhatian bagi pemerhati lingkungan & pecinta burung kicau. Lampung Selatan sudah dimekarkan menjadi banyak kabupaten baru, dampaknya adalah semakin ramai dan semakin laju geliat ekonomi masyarakatnya. 


Gunung Tanggamus Dilihat dari arah Pelabuhan Laut Kotaagung

Semoga ditengah derasnya laju pembangunan, alam liar masih Punya kesempatan dan ruang yang cukup untuk mempertahankan eksistensinya. Tentunya itu tidak akan terjadi tanpa keterlibatan masyarakatnya dan campur tangan pemerintah pusat & pemerintah daerah.
Semoga.
Menjalin kawan , Menjaga Alam
Salam Lestari
 

Indonesia Luas dan Luar Biasa

MURAI BATU KOTA AGUNG

       
Misi Breeding Galur Murni Trah Jawara Murai Batu Kotaagung

Kotaagung atau yang biasa disebut Kotagung oleh penduduk setempat adalah Kota yang juga merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Kotaagung terjepit di bawah kaki Gunung Tanggamus dan di sisi pantai Teluk Semangka. Menurut catatan administrasi kolonial, Kotaagung didatangi oleh Belanda sejak tahun 1889. Posisinya yang strategis menghadap Teluk Semangka. Sehingga untuk daerah Pesisir Selatan Lampung, Kotaagung menjadi nama yang cukup dominan keberadaannya. Di era merdeka, dengan posisi geografis yang strategis ini maka Kotaagung menjadi pusat transit logistik dan hub bagi daerah pedalaman Lampung bagian Selatan dan Lampung bagian Barat.

Itulah sebabnya sebagaimana kota Medan menjadi titik kumpul murai batu muda hutan habitat Gunung Leuser Aceh dan habitat Bukit Barisan Sumatera Utara, maka Kotaagung menjadi titik kumpul murai batu muda hutan asal habitat Bukit Barisan Selatan sampai habitat Danau Ranau yang meliputi ekosistem hutan hujan di perbatasan Lampung dengan Bengkulu dan Sumatera Selatan.
Bicara Kabupaten Tanggamus sendiri, daerah ini dipengaruhi oleh udara tropikal pantai dan dataran pegunungan dengan temperatur udara yang sejuk dengan rata-rata 28 °C. Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104°18’ – 105°12’ Bujur Timur dan antara 5° 05’ – 5°56’ Lintang Selatan. Kabupaten Tanggamus di bagian barat semakin ke utara condong mengikuti lereng Bukit Barisan. Bagian Selatan meruncing dan mempunyai sebuah teluk yang besar yaitu Teluk Semangka dengan topografi wilayah bervariasi antara dataran rendah dan dataran tinggi, yang sebagian merupakan daerah berbukit sampai bergunung yang bila dilihat dari arah pantai, bukit-bukit itu seperti bertumpuk layaknya anak tangga.
 
Peta Wilayah  Hutan Kabupaten Tanggamus

Porsi dataran tinggi menempati sekitar 40% dari seluruh wilayah dengan ketinggian sampai dengan 2.115 meter diatas permukaan laut di puncak Gunung Tanggamus. Variasi topografi inilah yang menyebabkan murai batu Kotaagung sempat ditemukan dengan ekor yang panjangnya 20 cm up, bahkan sampai 25 cm. Tidak heran karena memang dulu disekitar Kotaagung masih terdapat hutan hujan habitat murai batu yang rapat dengan sumber makanan yang berlimpah di sekitar mata air dan sungai-sungai kecil dengan air terjun kecil dan besar didalamnya. Tapi secara umum, ekor murai batu jantan Kotaagung rata-rata hanya 16-18 cm saja. Murai batu Kotaagung punya reputasi yang tinggi sejajar dengan murai batu Sidempuan, murai batu Bahorok dan murai batu Pasaman di kalangan pecinta lomba kicau di Pulau Jawa. Itu karena gayanya yang super fighter.
Bagaimana sekarang?

Salah Satu Pejantan di PB6

Terdapat 10 kawasan hutan Lindung di kabupaten Tanggamus yaitu; register 21 penantianbatu (2.780,24ha); register 22 Way Way (4 777 ha); Register 25 Pematangtanggang (3.380 ha); Register 26 Sarkungpeji (673,90 ha); Register 27 Pematangsulah (8.862,36 ha); Register 28 Bukitneba (13.419,85 ha); Register 30 Gunung Tanggamus (15.060 ha); Register 31 Pematangarahan (1.505 ha); Register 32 Bukit Rendingan (6.960 ha); Register 39 Kotaagung Timur (84.463 ha) dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Data tahun 2014, dari total luas hutan di Provinsi Lampung 1.083.749 hektar, sekitar 60 persennya mengalami rusak parah dan kritis. Kerusakan hutan terjadi, selain dikarenakan kebakaran, juga diakibatkan perambahan yang dilakukan oknum yang tidak bertanggung jawab baik pribadi atau korporasi yang tidak memperhatikan keseimbangan ekosistem. Dengan makin ramainya pemukiman di daerah lampung bagian Selatan, maka habitat populasi murai batu makin terdesak jauh ke kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang jarang terjamah manusia karena akses darat yang terbatas. Tercatat luasan hutan lindung 226.100 ha dan suaka alam 422.500 ha adalah benteng pertahanan terakhir habitat asli murai batu Lampung. Sejalan dengan kenyataan bahwa sejak 2010,  semakin langka murai muda hutan Lampung Kotaagung yang bisa sampai ketangan penghobi kicau. Dan ditahun 2018 ini bisa dibilang bahwa murai batu Lampung Kotaagung hanya tinggal menjadi legenda bagi pemula yang baru menggeluti  hobi kicau murai batu walaupun masih paten terpateri dalam kenangan pemain lama yang pernah menjadi saksi kehebatan murai batu Kotaagung dimasa jayanya. Dimasa sekarang secara umum penghobi murai batu di Lampung sendiri cendrung mencari murai batu Medan yang dirasa lebih mudah didapat. Akibatnya breeder lokal juga mengutamakan materi indukan murai batu Medan, karena anakannya dipandang lebih diminati dipasar lokal.
Betina Kota Agung ... Asli lho 

Kenyataan bahwa MB medan lebih populer di Lampung mungkin juga dikarenakan pasar lokal dibanjiri  murai batu impor dari malaysia, Thailand, Vietnam dan Natuna yang dijual dengan harga yang sangat ekonomis dan dilabeli sebagai murai batu ekor strip medan. Selama beberapa tahun terakhir (hampir 1 dekade) bisa dibilang murai batu Lampung asli hilang dari pasaran. Kalaupun ada murai muda hutan dari hutan Lampung (kemungkinan dari habitat TN Bukit Barisan Selatan atau habitat hutan Danau Ranau), maka oleh penjualnya selalu di labeli sebagai murai batu medan agar bisa laku dengan harga lebih tinggi. Kenyataan ini sebenarnya bagus bagi kelestarian murai batu hutan Lampung terhindar dari perburuan yang masif seperti jaman kejayaannya ditahun awal tahun 2000-an

Mengenali murai batu Lampung Kotaagung pada zaman sekarang cuma bisa dilakukan oleh pecinta murai batu yang dahulu sekali pernah memeliharanya dalam jumlah yang memadai dimasa kejayaan murai baru Kotaagung masih mudah ditemukan, sehingga punya referensi atas ciri species yang solid. Baik dari sisi fisik, karakter suara dan isian khas hutannya serta gaya berikut tingkah lakunya. 

Haji Arkum Serius Memantau MB Kota Agung


Berdasarkan skill khusus diatas, dalam expedisi DIGDAYA bulan Juni & September 2018 berhasil dikenali beberapa gaco lomba murai batu lampung Kotaagung asli. Keberuntungan yang patut disyukuri ketika bisa didapatkan informasi keberadaan beberapa betina hasil penangkaran galur murni murai batu asal habitat asli habitat Bukit Barisan Selatan (Tambling vs Tiro )
Semoga materi indukan ini bisa menjadi modal dasar untuk breeding Galur Murni Trah Jawara murai Batu Lampung Kotaagung di Padepokan Bala6 Ring Digdaya. Aamiin.
Dan artikel ini tidak akan membahas ciri- ciri fisik & cara mengenali murai batu Lampung Kotaagung.           


Silaturahmi Jalan Terus, Om Pri Tanggamus, Breeder Love Bird