Saturday, 27 September 2014

MEMILIH JANTAN UNTUK INDUKAN PENANGKARAN MURAI BATU

Pembahasan mengenai indukan jantan untuk penangkaran murai batu trah tidaklah serumit kriteria indukan betina trah, karena indukan jantan yang bagus bisa sangat mudah dikenali lewat beberapa cara yang sederhana seperti dibawah ini;

1. Jawara Lomba Kicau

Jantan jawara lomba sudah teruji mental petarungnya, durasi kerja lapangannya dan volume suaranya saat digantang bersama MB jantan lainnya

Harus diakui bahwa mempunyai indukan MB jantan yang sudah punya prestasi sangatlah membanggakan dan sangat menjanjikan untuk dijadikan sebagai basic blood dari betina di penangkaran. Apalagi kalau kelasnya sudah bisa bicara di even skala regional apalagi even skala nasional. Trotolannya banyak dikejar untuk oleh para Kicau Mania yang berorientasi pada lomba dan kebanggaan memiliki MB lomba yang terbaik.  Diharapkan anakan dari MB jawara akan mempunyai mental fighter  yang diturunkan dari Indukan jantannya.

Publikasi media cetak dan media online bisa dipakai sebagai acuan dalam memonitor prestasi MB jawara


2. Trah Jawara Lomba

Anakan Jantan MB Jawara sangat mungkin mewarisi kehebatan ayahnya atau/dan  kehebatan kakeknya atau/dan kakek buyutnya.


Mengikuti teori  criss-cross inheritance: pola di mana sebagian besar sifat genetik induk betina akan menurun kepada anaknya yang jantan, dan sebagian besar sifat genetik induk jantan akan menurun kepada anaknya yang betina, maka cucu dari MB Jawara kemungkinan besar akan mewarisi kehebatan dari kakeknya. Tapi ada beberapa kasus dimana anakan MB Jawara juga menjadi jawara walaupun betinanya kualitas “biasa” saja.  Fenomena ini sering di istilahkan sebagai indukan “jantan nyetak”.


MB Ring Mr.Delta 379 Yang merupakan anakan MB jawara bernama Rusia



3. Katurangga


Katurangga adalah kondisi fisik khusus pada MB sebagai ciri-ciri ideal dari MB yang bagus dilihat dari proporsi bentuk paruh,  sorot mata, bentuk kepala, besar dan panjang leher , bentuk badan, bentuk kaki dan cakar, posisi berdiri , bentuk ekor, panjang ekor serta pola/corak ekor

Dalam pemilihan MB bahan, katurangga menjadi acuan utama. Katurangga adalah pendekatan empiris yang didasarkan pada pengalaman yang beragam. Karena awalnya semua KM berusaha mendapat MB kualitas terbaik berdasarkan pengamatan fisik  dan tingkah laku saja karena kebanyakan MB tangkapan hutan dipilih dalam kondisi belum bunyi saat masih berupa MB bahan. Misalnya saja
  • MB berparuh celah berhidung tembus dengan lubang besar diyakini mempunyai volume suara yang diatas rata-rata. 
  • MB Kepala papak dari depan dan bulat dari samping diyakini sebagai MB yang cerdas.  
  • Banyaknya  bulu tarung diatas paruh yang menandakan MB berkarakter sangat fighter. 
  • Mata yang tajam besar menantang mengindikasikan MB yang berani dan punya semangat pantang menyerah.
  • MB  berdada bidang cederung punya tenaga dan bunyi hentakan yang lebih kuat sementara yang berdada tipis mempunyai trecetan panjang.  
  • Mb dengan leher panjang pada kemampuan membawakan isian yang panjang. 
  • Kaki yang kokoh atau berposisi kaki berdiri rentang lebar punya kecendrungan untuk berpola main merunduk-runduk/hormat juri/sujud yang membutuhkan kestabilan saat berkicau. 
  • Posisi bilah ekor terpanjang rapat seperti pedang cendrung bersuara melengking sementara posisi bilah ekor pecah seperti gunting cendrung bersuara ngukluk dengan volume yang besar.
  • Dan banyak lagi penampakan fisik yang lain yg menjadi rahasia masing-masing player dalam memilih calon gaconya.



4. Usia MB Jantan Siap Tangkar

Syarat utama dari Indukan Jantan adalah sudah Gacor dan jinak (tidak takut manusia)


MB Ring Jantan berusia 1 tahun atau 1x lepas trotol sudah siap digunakan sebagai calon indukan. Untuk MB MH agak susah untuk di prediksi umurnya. Tapi MB MH berusia 3x mabung atau lebih bisa dilihat dari rongga mulutnya yang sudah lebih gelap dibanding MB yang masih muda yng masih dominan merah muda rongga mulutnya.
Pengalaman kami MB jantan lepas trotol lebih mudah dijodohkan dan lebih berproduksi dibandingkan dengan MB pada usia keemasan untuk lomba dikisaran 2 - 4 tahun. Yang juga mudah adalah MB yang sudah cukup matang di usia 5 tahun keatas. 


5. Kriteria Khusus berdasarkan kesukaan Breeder

Tiap breeder punya kesukaan masing-masing yang akan menjadi ciri khas dari anakan produksinya.


Tiap breeder punya kesukaan masing-masing yang unik dan kadang tidak umum terhadap karakteristik unggulan Murai Batu yang bagus menurut seleranya masing-masing dan ilmu yang diyakininya. Tapi secara garis besar bisa kita golongkan dalam 2 kategori, yaitu aliran LOMBA dan aliran KOLEKTOR. Aliran lomba biasanya kategorinya lebih unik karena ada yang mendasarkan kriterianya dari postur ( S, M , L, XL) atau suara (besar, melengking, nyelekit) atau karakteristik vokal (kering/kristal,  basah/kasar) atau dari durasi kerja (ngedur tanpa jeda)  atau dari gaya main (ngeplay, nagen, sujud, atraktif), atau dari variasi isiannya (variatif , monoton faseh berulang)dan beberapa kriteria lain yang sifatnya sangat pribadi. Sementara untuk aliran kolektor biasanya didasari oleh keunikan fisik atau asal usulnya. Seperti murai batu ekor panjang (24 cm up), murai batu blorok, Murai batu Balak, murai batu albino, murai batu habitat langka. Intinya layak dibanggakan sebagai koleksi karena kelangkaannya.
Murai Batu Balak 6 Ekor Panjang
MB Bule Koleksi om Budi Sentrasari Bandung

6 comments: