Thursday, 25 December 2014

INFERTIL EGGS (TELUR KOPYOR / TIDAK MENETAS)



Beberapa faktor harus diperhatikan dalam mencari penyebab telur yang infertil. Berdasarkan pengalaman kami di Padepokan Bala6 Jakarta dan beberapa referensi yang kami baca maka penyebabnya bisa terjadi dari salah satu faktor dibawah ini atau kombinasi beberapa faktor berikut;
  • Nutrisi:
    • Kurangnya asupan pakan yang mengandung Kalsium, Sodium dan Energy bisa berakibat langsung pada telur  yang tidak terbuahi sempurna. Penambahan kalsium lewat minuman atau makanan akan sangat membantu keseimbangan mineral untuk kesehatn reproduksi. Over supply nutrisi juga bisa mengakibatkan obesitas (kegemukan) yang disinyalir juga bisa menurunkan tingkat ovulasi telur disamping juga sangat berbahaya pada kesehatan murai batu secara umum. Penggunaan extra food yang bervariasi terbukti bisa meningkatkan derajat kesuburan. Penggunaan vitamin dan suplemen tambahan bisa juga dicoba. Awasi juga efek racun pada pakan yang bisa menyebabkan infertilitas.
  • Fisik:
    • Usia berkorelasi pada skill dan pengalaman murai batu di penangkaran. Pasangan muda biasanya perlu waktu untuk belajar dan menyempurnakan tehnik kawinnya dan tata laksana membuat sarang dan kedisiplinan dalam mengeram sampai sukses membuat telurnya menetas. Derajat keberhasilan telur menetas sangat dipengaruhi oleh faktor waktu. Makin awal dierami setelah dikeluarkan makin besar kemungkinan telur menetas. Disisi lain ada usia puncak produktif bagi betina petelur yang pada satu masa akan menurun dan terus menurun sampai akhirnya dia berhenti bertelur.
    • Adakalanya mencukur bulu sekitar kelamin jantan betina akan meningkatkan keberhasilan pembuahan dari murai batu.
    • Kesehatan indukan berkorelasi langsung dengan tingkat fertilitas. Kondisi indukan murai yang kurang fit mengakibatkan pembuahan yang kurang matang dan kematian embrio dalam telur. 
    • Penggunaan antibiotik yang berlebihan juga memungkinkan terjadinya infertilitas. Misalnya antibiotik yang menggunakan Doxycycline, yang umum digunakan untuk anti bakteria, termasuk jenis obat yang berefek pada penurunan kualitas sperma dan memicu tumbuhnya tumor organ reproduksi betina dan jantan..
  • Sosial:
    • Tatanan sosial di kandang dan siklus reproduksi perlu diperhatikan. Saat sudah berjodoh dan siap kawin, jantan akan berkarakter lebih agresif dan betina akan bersikap lebih paranoid terhadap gangguan dari luar kandang. Jika energi yang ada lebih banyak tersita untuk waspada dan mempertahankan teritorial, secara jangka pendek dimungkinkan sebagai penyebab turunnya kualitas dan kuantitas reproduksi pasangan tersebut.
  • Daya Dukung Lingkungan:
    • Temperatur yang ekstrim panas sering disinyalir sebagai penyebab utama telur kopyor/infertil. Ini memang sebab yang umum dan sifatnya sementara saja. Bisa ditempuh beberapa tindakan sebagai berikut. Memindahkan box sarang ketempat yang lebih ideal suhunya siang dan malam. Jangan sampai posisi kotak sarang terkena paparan panas matahari secara langsung. Posisi dan stabilitas tangkringan juga mungkin berpengaruh pada keberhasilan jantan menumpangi punggung betina saat kawin. Perlu juga diperhatikan kelembaban yang ideal karena kelembaban udara ternyata berpengaruh pada mudah tidaknya telur dipecahkan dari dalam oleh piyik pada saat menetas. 
  • Genetika:
    • Inbreeding (perkawinan sedarah) mempunyai efek yang bervariasi. Bisa berdiri sendiri atau kombinasi dari: menurunnya kualitas sperma, hasil tetasan yang dominan anakan betina, karakter/prilaku  individu yang tidak normal dan cacat fisik dan rendahnya daya tahan terhadap perubahan lingkungan dan penyakit.
  • Supranatural:
Percaya tidak percaya terkadang ada faktor non teknis yang menghambat kelancaran produksi. Diperlukan solusi  supranatural untuk sterilisasi lingkungan dari gangguan yang tidak kasat mata yang ternyata bisa sangat mengganggu ketenangan indukan dalam kelancaran produksi dan kadang berpengaruh pada kematian trotolan pasca panen.

Friday, 5 December 2014

BALANCING POWER - TEKNIK PERJODOHAN UNTUK MB JANTAN YANG GANAS

Bagi penangkar proses perjodohan Murai Batu adalah titik yang paling krusial sebagai penentu keberhasilan atau kegagalan menangkarkan pasangan murai batu. Murai Batu adalah burung yang bersifat sangat teritorial dan sangat fighter dan suka mengintimidasi lawannya tidak hanya lewat bunyi tapi juga secara bertarung fisik. Yang dimaksud lawannya adalah siapa saja yang masuk kedalam wilayah kekuasaannya. Murai Betina yang sedianya disodorkan kepadanya untuk di kawini bisa dianggap sebagai saingannya dalam menguasai wilayah dan pakan didalam kandang tangkaran. Pada Murai jantan muda hutan karakter peduli teritorial ini bisa bervariasi kadarnya. Ada yang ganas, ada yang toleran dan ada yang cendrung apatis atau cuek.

Murai batu jantan yang ganas sangat digandrungi pemain karena kadang-kadang dikorelasikan dengan karakter fighter yang hebat saat dilombakan. Belum tentu juga demikian sebenarnya berdasarkan pengalaman kami. Sering terjadinya KDRT sampai-sampai betinanya terbunuh adalah karena kurangnya pengenalan breeder akan karakter dan kesiapan fisik masing-masing calon indukan. Kami pernah punya beberapa indukan  Jantan yang ternyata sangat nakal dan melakukan KDRT pada si betina walaupun sudah dilakukan prosedur perjodohan yang sangat seksama dan cukup lama. Lumayan juga kehilangan investasi di murai batu betina yang dibunuh oleh si jantan nakal ini.

Salah satu guru dan teman baik kami di jaringan Breeder RING KOMBAT  yaitu mas Imam Iswahyudi yang juga seorang Kicau Mania senior pemilik YAQISA BF Harapan Indah Bekasi  mempunyai trik yang cukup ampuh sebagai solusi untuk masalah ini. Intinya adalah menyeimbangkan kekuatan jantan dengan betina saat perjodohan sehingga memberi waktu lebih banyak bagi kedua individu ini saling mengenal satu sama lain dan berbagi teritorial dikandang tangkaran (writing tresno jalaran soko kulino). Caranya adalah dengan mengurangi sejumlah bulu sayap si jantan. Bisa dengan cara mencabut atau juga dengan cara mengikatnya dengan benang atau isolasi.


Bisa dilakukan untuk 3 sd 5 bulu sayap yang diikat. Harapannya adalah si jantan tidak bisa mengejar saat berniat untuk menganianya si betina. Efeknya adalah si jantan akan susah terbang, sehingga ada baiknya kita antisipasi dengan menyediakan tangkringan, tempat pakan dan tempat minum di dasar kandang yang mudah di capai tanpa terbang. Setelah beradaptasi maka si jantan dalam beberapa hari kemudian akan mampu terbang lagi dengan kondisi sayap barunya. Setelah kondisi sosial di kandang lebih kondusif dalam artian jantan sudah bisa dan biasa berbagi wilayah dengan betina bisa saja ikatan sayap ini dilepas. Perlakuan khusus yang seperti ini kadangkala bisa berefek negatif kepada MB jantan. Bisa saja dia menjadi dendam kepada perawat/juragannya ditandai dengan suka mematuk tangan ketika si perawat mengganti tempat pakan. Atau bisa saja dendamnya di lampiaskan kepada si betina ketika dia sudah punya kesempatan.

Selamat mencoba.

Tuesday, 2 December 2014

JEBOL KANDANG PASANGAN PRODUKTIF YANG TIDAK BERPRODUKSI DI TEMPAT BARU


Metode jebol kandang pasangan indukan produktif dari peternak top kerap dilakukan oleh peternak murai batu pemula. Pertimbangannya adalah untuk memperkecil resiko kegagalan dengan menggunakan pasangan indukan yang sudah terbukti bisa berproduksi bagus dan menghasilkan anakan yang juga bagus kualitasnya. Hasil yang diharapkan adalah modal bisa cepat kembali dari penjualan anakan yang indukan jebol kandang tersebut. Metode ini sudah banyak yang menerapkan dan cukup sukses dibeberapa kasus seperti harapan awal. Tapi banyak juga yang harus menunggu cukup lama dan bahkan ada yang gagal sehingga pasangan indukan hasil jebol kandang tersebut harus dibongkar untuk ganti pasangan agar bisa produksi lagi. Atau bahkan harus dijual untuk menutup kerugian disertai rasa kecewa yang dalam.

Mengacu pada pengalaman kami sendiri di Padepokan Bala6 dan penuturan beberapa rekan breeder yang lain, kegagalan produksi dari pasangan murai batu yang tadinya produktif bisa ditelusuri dari berbagai sisi. Ayo kita bahas satu-persatu.

  • Nutrisi:
    • Apakah menu makanan yang diterapkan di kandang baru sama dengan menu makanan di kandang lama? Misalnya tadinya makanan utama adalah jangkrik alam/sliring kemudian berubah menjadi jangkrik kalung/genggong. Atau tadinya menggunakan kroto kemudian diganti menjadi diganti menjadi cacing atau ulat hongkong.  
    • Vitamin dan suplemen yang digunakan apakah sama dengan suplemen yang di gunakan di tempat lama.
    • Apabila ternyata setingan pakan dan vitamin serta suplemen tidak berubah, maka yang patut dicurigai adalah status kesehatan, perubahan kondisi lingkungan kandang dan faktor psikologis
  • Fisik:
    • Perlu diperhatikan kesehatan dari pasangan indukan yang beradaptasi dilingkungan baru. Untuk peternak berpengalaman maka cukup melihat tanda-tanda fissik dan prilaku hariannya akan diketahui murai batu yang sakit atau stress. Pemeriksaan sederhana di dokter hewan mengenai komposisi darah putih pada burung akan menjawab secara meyakinkan apakah murai batu tersebut sakit atau sehat
    • Khusus murai batu betina, terkadang berhenti produksi apabila salah satu ekornya lepas. Dia akan mementingkan asupan gizi yang ada untuk melengkapi ekornya dibanding menghasilkan telur. Untuk murai jantan ekor yang jatuh tidak terlalu berpengaruh pada kemampuannya membuahi.
    • Apabila sampai tahap murai betina sudah bertelur dan mengerami tapi telur tidak menetas. Bisa jadi masalahnya berasal pada murai  jantan yang tidak mengawini betina sementara betina sudah pada siklus produksi telur secara rutin.
  • Lingkungan:
    • Biasanya begitu pindah ke lingkungan baru maka perlu waktu untuk adaptasi. Sering terjadi sampai mabung sekali baru bisa beradaptasi dengan sempurna. Lebih sederhana bila kedua indukan mabung bareng. Yang repot adalah begitu sampai salah satu mabung dan yang lain tidak dan begitu yang satu selesai, pasangannya baru mabung. Lumayan bisa buang waktu 6 sd 8 bulan sendiri sebelum mulai produktif lagi.
    • Kondisi lingkungan biasanya sangat berpengaruh pada mood jantan untuk kawin. Jantan yang tidak nyaman dengan kondisi kandangnya cendrung tidak fokus untuk kawin tapi lebih peduli pada teritorialnya. Akibat yang ekstrim bisa terjadi KDRT terhadap pasangan betinanya.
    • Paparan sinar dan panas matahari, kelembaban udara perlu dicek dan direkam sesuai keinginan si jantan. Beberapa kasus yang kami temui ada jantan yang lebih tenang dengan kandang yang temaram dan ada pula jantan yang lebih produktif dikandang dengan cahaya berlimpah.
    • Kelengkapan fasilitas kandang juga ikut menentukan. Seperti: luas dan tinggi kandang, letak tangkringan, letak glodak sarang dan fasilitas kolam tempat mandi akan mendukung minat jantan untuk bereproduksi karena biasanya si jantanlah yang lebih banyak berperan dalam menentukan kelayakan fasilitas untuk betina dan calon anaknya.
  • Psikologis:
    • Murai batu adalah hewan territorial. Gangguan berupa bunyi dari murai batu lain bisa menjadi masalah buat sifatnya yang fighter. Biasanya ditempat baru selain adaptasi secara fisik dan lingkungan baru murai batu jantan juga harus menghadapai tekanan tatanan sosial baru ditempat yang asing. Termasuk menjaga harga dirinya dihadapan pasangan betinanya.  Murai batu saling mengintimidasi lewat kicauannya dan seperti layaknya di hutan habitat aslinya, dalam satu  area kandang penangkaran ternyata ada hierarki sosial juga dan diantara banyak murai yang ada, kita bisa rasakan siapa penguasa wilayahnya.
    • Apalagi kalau sampai dari kandangnya si jantan bisa melihat murai batu jantan lain. Bisa mengacaukan ritme psikologis si jantan dan berpotensi menjadi masalah besar pada keselamatan si betina. 
Jadi solusinya apa? 
Solusinya adalah kesabaran dalam mengamati karakter, prilaku dan kebiasaan murai batu kita. Ingat dalam berusaha itu tidak ada sesuatu yang instan. Ketelitian diperlukan dalam menemukan akar masalah dan problem solving yang tepat. Setiap makhluk hidup butuh adaptasi untuk lingkungannya yang baru. Yang jelas dengan jebol kandang breeder papan atas setidaknya memang jalan pintas untuk mengangkat pamor breeder pemula, tapi harus di ingat bahwa kita berurusan dengan makhluk hidup jadi tetap harus dilengkapi dengan modal kesabaran dan terus menimba ilmu lagi dan lagi.

Pasangan indukan Ring Digdaya hasil jebol kandang. Perlu waktu selama 6 bulan sampai akhirnya si betina mabung dan diganti pasangan jantan baru kemudian berproduksi 6 bulan kemudian, atau hampir 1 tahun kemudian baru menghasilkan sejak dibelinya.