Pulau Simeuleu adalah pulau di lepas pantai selatan Nangroe Aceh Darussalam. Pulau ini cukup besar dengan kondisi morfologi hutan hujan dataran rendah yang cukup rapat. Gugusan Kepulauan Simeulue yang terdiri beberapa pulau besar dan kecil (± 40 buah) berada tepat di atas persimpangan tiga palung laut terbesar dunia, yakni pada pertemuan lempeng asia dengan lempeng Australia dan lempeng Samudra Hindia. Ibukota Kabupaten Simeulue adalah Sinabang, kalau diucapkan dengan logat daerah adalah Si navang yang berasal dari legenda Navang. Navang adalah si pembuat garam masa dulu di daerah Babang (pintu masuk teluk Sinabang. Dulunya Navang membuat garam dengan membendung air laut yang masuk ke pantai Babang, kemudian dikeringkan lalu menjadilah garam. Garam Navang lambat laun menjadi dikenal di sekitar Ujung Panarusan sampai ke Lugu. Jika penduduk membutuhkan garam, maka mereka akan menuju si Navang, yang lambat laun konsonan 'V' pada Navang berubah menjadi Nabang. Sejak lama Sinabang menjadi tempat pengepul dan pemberangkatan MB BT MH menyebrang ke daratan Sumatra. Itulah sebabnya MB BT asal Pulau Simeuleu dan sekitarnya sering disebut sebagai BT Sinabang atau dikalangan bakul/pedagang di Jawa disebut MB Aceh (ekor hitam). Digemari bakul karena harganya ekonomis, cepat ngepoer dan cepat bunyi dan tingkat kematian yang relatif kecil. Ini semata karena MB BT pada dasarnya punya daya adaptasi yang sangat bagus.
Rata-rata MB BT Sinabang ditemukan dengan ciri bertubuh mungil dengan ekor relatif pendek 12 - 16 cm. Pola ekornya beragam, dari yang polos hitam, balak 2, balak 4 dan balak 6. Yang unik pola ekor ini sering berubah2 pasca ganti bulu. Misalnya dari hitam polos menjadi balak 2 atau dari balak 4 menjadi balak 6. yang jelas spot putihnya kecil dan samar. Dari beberapa BT Sinabang yang pernah saya lihat, untuk gaya main BT Sinabang rata-rata berkarakter ngotot dan ngeplay nagen disatu tangkringan. Enak dilihat gaya tarungnya yang terkadang disertai gaya sujud sambil bongkar isiannya. Untuk karakter suaranya lumayan tajam dan bening.
Gambar diatas adalah MB BT betina asli Sinabang berbody medium yang kami beri nama SiMelly. Sekarang sudah menjadi Indukan di Padepokan bala6 untuk menurunkan gaya fighter nya yang ciamik.
Informasi yang pernah kami dapat, pada masa jayanya habitat asli di pulau Simeuleu yang tidak sebesar pulau Nias ini, populasi murai batu yang ada begitu banyaknya sehingga jika dipulau jawa mereka ibarat burung Gereja yang berkeliaran bebas dan bergerombol bahkan di pemukiman penduduk. Mungkin inilah yang menyebabkan murai batu ekor hitam Sinabang cendrung sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan manuisa dibanding dengan mulai batu lain. Kelemahannya adalah mereka kurang begitu fighter dan volumenya lebih kecil (relatif), maklum terbiasa berbagi teritorial dengan murai batu lain dalam wilayah yang sempit sekali.