Thursday, 25 December 2014

INFERTIL EGGS (TELUR KOPYOR / TIDAK MENETAS)



Beberapa faktor harus diperhatikan dalam mencari penyebab telur yang infertil. Berdasarkan pengalaman kami di Padepokan Bala6 Jakarta dan beberapa referensi yang kami baca maka penyebabnya bisa terjadi dari salah satu faktor dibawah ini atau kombinasi beberapa faktor berikut;
  • Nutrisi:
    • Kurangnya asupan pakan yang mengandung Kalsium, Sodium dan Energy bisa berakibat langsung pada telur  yang tidak terbuahi sempurna. Penambahan kalsium lewat minuman atau makanan akan sangat membantu keseimbangan mineral untuk kesehatn reproduksi. Over supply nutrisi juga bisa mengakibatkan obesitas (kegemukan) yang disinyalir juga bisa menurunkan tingkat ovulasi telur disamping juga sangat berbahaya pada kesehatan murai batu secara umum. Penggunaan extra food yang bervariasi terbukti bisa meningkatkan derajat kesuburan. Penggunaan vitamin dan suplemen tambahan bisa juga dicoba. Awasi juga efek racun pada pakan yang bisa menyebabkan infertilitas.
  • Fisik:
    • Usia berkorelasi pada skill dan pengalaman murai batu di penangkaran. Pasangan muda biasanya perlu waktu untuk belajar dan menyempurnakan tehnik kawinnya dan tata laksana membuat sarang dan kedisiplinan dalam mengeram sampai sukses membuat telurnya menetas. Derajat keberhasilan telur menetas sangat dipengaruhi oleh faktor waktu. Makin awal dierami setelah dikeluarkan makin besar kemungkinan telur menetas. Disisi lain ada usia puncak produktif bagi betina petelur yang pada satu masa akan menurun dan terus menurun sampai akhirnya dia berhenti bertelur.
    • Adakalanya mencukur bulu sekitar kelamin jantan betina akan meningkatkan keberhasilan pembuahan dari murai batu.
    • Kesehatan indukan berkorelasi langsung dengan tingkat fertilitas. Kondisi indukan murai yang kurang fit mengakibatkan pembuahan yang kurang matang dan kematian embrio dalam telur. 
    • Penggunaan antibiotik yang berlebihan juga memungkinkan terjadinya infertilitas. Misalnya antibiotik yang menggunakan Doxycycline, yang umum digunakan untuk anti bakteria, termasuk jenis obat yang berefek pada penurunan kualitas sperma dan memicu tumbuhnya tumor organ reproduksi betina dan jantan..
  • Sosial:
    • Tatanan sosial di kandang dan siklus reproduksi perlu diperhatikan. Saat sudah berjodoh dan siap kawin, jantan akan berkarakter lebih agresif dan betina akan bersikap lebih paranoid terhadap gangguan dari luar kandang. Jika energi yang ada lebih banyak tersita untuk waspada dan mempertahankan teritorial, secara jangka pendek dimungkinkan sebagai penyebab turunnya kualitas dan kuantitas reproduksi pasangan tersebut.
  • Daya Dukung Lingkungan:
    • Temperatur yang ekstrim panas sering disinyalir sebagai penyebab utama telur kopyor/infertil. Ini memang sebab yang umum dan sifatnya sementara saja. Bisa ditempuh beberapa tindakan sebagai berikut. Memindahkan box sarang ketempat yang lebih ideal suhunya siang dan malam. Jangan sampai posisi kotak sarang terkena paparan panas matahari secara langsung. Posisi dan stabilitas tangkringan juga mungkin berpengaruh pada keberhasilan jantan menumpangi punggung betina saat kawin. Perlu juga diperhatikan kelembaban yang ideal karena kelembaban udara ternyata berpengaruh pada mudah tidaknya telur dipecahkan dari dalam oleh piyik pada saat menetas. 
  • Genetika:
    • Inbreeding (perkawinan sedarah) mempunyai efek yang bervariasi. Bisa berdiri sendiri atau kombinasi dari: menurunnya kualitas sperma, hasil tetasan yang dominan anakan betina, karakter/prilaku  individu yang tidak normal dan cacat fisik dan rendahnya daya tahan terhadap perubahan lingkungan dan penyakit.
  • Supranatural:
Percaya tidak percaya terkadang ada faktor non teknis yang menghambat kelancaran produksi. Diperlukan solusi  supranatural untuk sterilisasi lingkungan dari gangguan yang tidak kasat mata yang ternyata bisa sangat mengganggu ketenangan indukan dalam kelancaran produksi dan kadang berpengaruh pada kematian trotolan pasca panen.

Friday, 5 December 2014

BALANCING POWER - TEKNIK PERJODOHAN UNTUK MB JANTAN YANG GANAS

Bagi penangkar proses perjodohan Murai Batu adalah titik yang paling krusial sebagai penentu keberhasilan atau kegagalan menangkarkan pasangan murai batu. Murai Batu adalah burung yang bersifat sangat teritorial dan sangat fighter dan suka mengintimidasi lawannya tidak hanya lewat bunyi tapi juga secara bertarung fisik. Yang dimaksud lawannya adalah siapa saja yang masuk kedalam wilayah kekuasaannya. Murai Betina yang sedianya disodorkan kepadanya untuk di kawini bisa dianggap sebagai saingannya dalam menguasai wilayah dan pakan didalam kandang tangkaran. Pada Murai jantan muda hutan karakter peduli teritorial ini bisa bervariasi kadarnya. Ada yang ganas, ada yang toleran dan ada yang cendrung apatis atau cuek.

Murai batu jantan yang ganas sangat digandrungi pemain karena kadang-kadang dikorelasikan dengan karakter fighter yang hebat saat dilombakan. Belum tentu juga demikian sebenarnya berdasarkan pengalaman kami. Sering terjadinya KDRT sampai-sampai betinanya terbunuh adalah karena kurangnya pengenalan breeder akan karakter dan kesiapan fisik masing-masing calon indukan. Kami pernah punya beberapa indukan  Jantan yang ternyata sangat nakal dan melakukan KDRT pada si betina walaupun sudah dilakukan prosedur perjodohan yang sangat seksama dan cukup lama. Lumayan juga kehilangan investasi di murai batu betina yang dibunuh oleh si jantan nakal ini.

Salah satu guru dan teman baik kami di jaringan Breeder RING KOMBAT  yaitu mas Imam Iswahyudi yang juga seorang Kicau Mania senior pemilik YAQISA BF Harapan Indah Bekasi  mempunyai trik yang cukup ampuh sebagai solusi untuk masalah ini. Intinya adalah menyeimbangkan kekuatan jantan dengan betina saat perjodohan sehingga memberi waktu lebih banyak bagi kedua individu ini saling mengenal satu sama lain dan berbagi teritorial dikandang tangkaran (writing tresno jalaran soko kulino). Caranya adalah dengan mengurangi sejumlah bulu sayap si jantan. Bisa dengan cara mencabut atau juga dengan cara mengikatnya dengan benang atau isolasi.


Bisa dilakukan untuk 3 sd 5 bulu sayap yang diikat. Harapannya adalah si jantan tidak bisa mengejar saat berniat untuk menganianya si betina. Efeknya adalah si jantan akan susah terbang, sehingga ada baiknya kita antisipasi dengan menyediakan tangkringan, tempat pakan dan tempat minum di dasar kandang yang mudah di capai tanpa terbang. Setelah beradaptasi maka si jantan dalam beberapa hari kemudian akan mampu terbang lagi dengan kondisi sayap barunya. Setelah kondisi sosial di kandang lebih kondusif dalam artian jantan sudah bisa dan biasa berbagi wilayah dengan betina bisa saja ikatan sayap ini dilepas. Perlakuan khusus yang seperti ini kadangkala bisa berefek negatif kepada MB jantan. Bisa saja dia menjadi dendam kepada perawat/juragannya ditandai dengan suka mematuk tangan ketika si perawat mengganti tempat pakan. Atau bisa saja dendamnya di lampiaskan kepada si betina ketika dia sudah punya kesempatan.

Selamat mencoba.

Tuesday, 2 December 2014

JEBOL KANDANG PASANGAN PRODUKTIF YANG TIDAK BERPRODUKSI DI TEMPAT BARU


Metode jebol kandang pasangan indukan produktif dari peternak top kerap dilakukan oleh peternak murai batu pemula. Pertimbangannya adalah untuk memperkecil resiko kegagalan dengan menggunakan pasangan indukan yang sudah terbukti bisa berproduksi bagus dan menghasilkan anakan yang juga bagus kualitasnya. Hasil yang diharapkan adalah modal bisa cepat kembali dari penjualan anakan yang indukan jebol kandang tersebut. Metode ini sudah banyak yang menerapkan dan cukup sukses dibeberapa kasus seperti harapan awal. Tapi banyak juga yang harus menunggu cukup lama dan bahkan ada yang gagal sehingga pasangan indukan hasil jebol kandang tersebut harus dibongkar untuk ganti pasangan agar bisa produksi lagi. Atau bahkan harus dijual untuk menutup kerugian disertai rasa kecewa yang dalam.

Mengacu pada pengalaman kami sendiri di Padepokan Bala6 dan penuturan beberapa rekan breeder yang lain, kegagalan produksi dari pasangan murai batu yang tadinya produktif bisa ditelusuri dari berbagai sisi. Ayo kita bahas satu-persatu.

  • Nutrisi:
    • Apakah menu makanan yang diterapkan di kandang baru sama dengan menu makanan di kandang lama? Misalnya tadinya makanan utama adalah jangkrik alam/sliring kemudian berubah menjadi jangkrik kalung/genggong. Atau tadinya menggunakan kroto kemudian diganti menjadi diganti menjadi cacing atau ulat hongkong.  
    • Vitamin dan suplemen yang digunakan apakah sama dengan suplemen yang di gunakan di tempat lama.
    • Apabila ternyata setingan pakan dan vitamin serta suplemen tidak berubah, maka yang patut dicurigai adalah status kesehatan, perubahan kondisi lingkungan kandang dan faktor psikologis
  • Fisik:
    • Perlu diperhatikan kesehatan dari pasangan indukan yang beradaptasi dilingkungan baru. Untuk peternak berpengalaman maka cukup melihat tanda-tanda fissik dan prilaku hariannya akan diketahui murai batu yang sakit atau stress. Pemeriksaan sederhana di dokter hewan mengenai komposisi darah putih pada burung akan menjawab secara meyakinkan apakah murai batu tersebut sakit atau sehat
    • Khusus murai batu betina, terkadang berhenti produksi apabila salah satu ekornya lepas. Dia akan mementingkan asupan gizi yang ada untuk melengkapi ekornya dibanding menghasilkan telur. Untuk murai jantan ekor yang jatuh tidak terlalu berpengaruh pada kemampuannya membuahi.
    • Apabila sampai tahap murai betina sudah bertelur dan mengerami tapi telur tidak menetas. Bisa jadi masalahnya berasal pada murai  jantan yang tidak mengawini betina sementara betina sudah pada siklus produksi telur secara rutin.
  • Lingkungan:
    • Biasanya begitu pindah ke lingkungan baru maka perlu waktu untuk adaptasi. Sering terjadi sampai mabung sekali baru bisa beradaptasi dengan sempurna. Lebih sederhana bila kedua indukan mabung bareng. Yang repot adalah begitu sampai salah satu mabung dan yang lain tidak dan begitu yang satu selesai, pasangannya baru mabung. Lumayan bisa buang waktu 6 sd 8 bulan sendiri sebelum mulai produktif lagi.
    • Kondisi lingkungan biasanya sangat berpengaruh pada mood jantan untuk kawin. Jantan yang tidak nyaman dengan kondisi kandangnya cendrung tidak fokus untuk kawin tapi lebih peduli pada teritorialnya. Akibat yang ekstrim bisa terjadi KDRT terhadap pasangan betinanya.
    • Paparan sinar dan panas matahari, kelembaban udara perlu dicek dan direkam sesuai keinginan si jantan. Beberapa kasus yang kami temui ada jantan yang lebih tenang dengan kandang yang temaram dan ada pula jantan yang lebih produktif dikandang dengan cahaya berlimpah.
    • Kelengkapan fasilitas kandang juga ikut menentukan. Seperti: luas dan tinggi kandang, letak tangkringan, letak glodak sarang dan fasilitas kolam tempat mandi akan mendukung minat jantan untuk bereproduksi karena biasanya si jantanlah yang lebih banyak berperan dalam menentukan kelayakan fasilitas untuk betina dan calon anaknya.
  • Psikologis:
    • Murai batu adalah hewan territorial. Gangguan berupa bunyi dari murai batu lain bisa menjadi masalah buat sifatnya yang fighter. Biasanya ditempat baru selain adaptasi secara fisik dan lingkungan baru murai batu jantan juga harus menghadapai tekanan tatanan sosial baru ditempat yang asing. Termasuk menjaga harga dirinya dihadapan pasangan betinanya.  Murai batu saling mengintimidasi lewat kicauannya dan seperti layaknya di hutan habitat aslinya, dalam satu  area kandang penangkaran ternyata ada hierarki sosial juga dan diantara banyak murai yang ada, kita bisa rasakan siapa penguasa wilayahnya.
    • Apalagi kalau sampai dari kandangnya si jantan bisa melihat murai batu jantan lain. Bisa mengacaukan ritme psikologis si jantan dan berpotensi menjadi masalah besar pada keselamatan si betina. 
Jadi solusinya apa? 
Solusinya adalah kesabaran dalam mengamati karakter, prilaku dan kebiasaan murai batu kita. Ingat dalam berusaha itu tidak ada sesuatu yang instan. Ketelitian diperlukan dalam menemukan akar masalah dan problem solving yang tepat. Setiap makhluk hidup butuh adaptasi untuk lingkungannya yang baru. Yang jelas dengan jebol kandang breeder papan atas setidaknya memang jalan pintas untuk mengangkat pamor breeder pemula, tapi harus di ingat bahwa kita berurusan dengan makhluk hidup jadi tetap harus dilengkapi dengan modal kesabaran dan terus menimba ilmu lagi dan lagi.

Pasangan indukan Ring Digdaya hasil jebol kandang. Perlu waktu selama 6 bulan sampai akhirnya si betina mabung dan diganti pasangan jantan baru kemudian berproduksi 6 bulan kemudian, atau hampir 1 tahun kemudian baru menghasilkan sejak dibelinya.


Monday, 10 November 2014

BUYBACK TREND

Memang sudah masuk masanya, saat ini makin banyak murai batu hasil tangkaran yang menjadi kampiun di ajang lomba kicau lokal bahkan regional sampai nasional. Wajar, karena seiring dengan seretnya supply burung bahan terutama untuk jenis murai batu Sumatera yang makin langka maka Kicau Mania mulai berpaling ke murai batu ring hasil tangkaran. Player/pemain mapan seperti om Yudi Voltus bahkan sudah sejak lama hanya menggunakan mb ring sebagai gaco andalannya. MB Pelor Mas sang juara Piala Raja 2014 besutan team  H.Fitri BKS diketahui sebagai  mb ring juga. Belum lagi kiprah MB Hercules milik om Yadi Suzuki yang ternyata merupakan mb ring ternakan penangkaran beliau sendiri.


Bagai gayung bersambut trend ini tampaknya seiring dengan makin meningkatnya suhu persaingan di arena lomba kicau. Kicau Mania akar rumput dimanjakan dengan banyaknya event organizer yang tumbuh subur dan masing-masingnya rutin menggelar lomba kicau di setiap daerah di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan mulai merambah ke Sulawesi dan Nusa Tenggara. Dulu mungkin kita hanya mengenal E/O yang menggunakan pakem PBI dan Independen saja. Saat ini afiliasi dan organisasi penyelenggara makin beragam; ada BnR, ada EBOD, ada Kicau Mania.org dan beberapa group Facebooker yang memotori kegiatan yang indah ini. Tentunya kesempatan untuk tampil dan eksis sebagai juara juga semakin terbuka lebar. Level persaingan yang muncul juga makin tersegmentasi dan berjenjang. Ada kelas lokalan seperti  Latber rutin & Latpres terjadwal, Even regional, Even Nasional insidental  dan Even Nasional Tahunan. Intinya mau cetak mb jawara  bisa lebih cepat tidak sesusah dimasa lalu. Artinya dunia kicau mania makin marak dan makin banyak orang yang bisa bahagia dari hobbynya. Fakta yang positif ini berkorelasi dengan terus meroketnya demand akan bahan mb kualitas lomba. Saya teringat diskusi saya dengan om Syamsul Saputro pemilik SKL BF. Beliau mengatakan bahwa supply burung bahan ke pasaran tidak boleh hilang karena animo Kicau Mania yang demikian besar menuntut supply yang tak berkesudahan. Sebanyak apapun produksi trotolan dari breeder tidak akan mampu mengejar demand ini karena supply murai batu alami hutan Sumatera makin hari akan makin menipis.

Sejak duhulu breeder mengejar mb jantan jawara lapangan sebagai dasar membangun kualitas trotolan produksinya. Tapi saat ini saya melihat ada beberapa breeder senior yang sudah belasan tahun menangkarkan murai batu mulai lagi masuk ke arena untuk berburu alumni penangkarannya sendiri. Seperti ARCO BF yang mulai mengkoleksi beberapa anakan Raja Rimba, Matador dan Goldenboy. MR.DELTA BF misalnya juga mulai mengumpulkan anakan dari Rusia, Arjuna, Bima dan Songgolangit. Mereka memonitor anakan jantan ring mereka yang sudah malang melintang di arena lomba lokal dan regional untuk dibeli kembali (buyback). Ini dikarenakan indukan awal yang mayoritas merupakan indukan jawara asli hutan sudah mulai menurun produktifitasnya. Regenerasi dan ekspansi indukan sudah menjadi keharusan untuk mengejar indenan dari konsumennya. Pertimbangannya sangat masuk akal, ini karena mereka sudah sangat mengenal silsilah berikut karakter dari masing-masing ternakannya. Hal ini yang akan memudahkan mereka untuk percaya diri melakukan padu padan dengan betina trah simpanan mereka. Silsilah dan trah ini menjadi penting karena ada standar kualitas yang yang harus masuk kedalam kriteria mereka dan ada reputasi breeder yang harus mereka jaga. Disisi lain ada juga breeder senior seperti REJO BF yang menyimpan anakan Lodra, Monalisa, Kenthus, Salju, Andromeda, Poseidon dll untuk di jadikan indukan masa depan. Sementara itu saya amati dari indukan jebol kandang yang dilepas SKL BF, banyak yang sudah merupakan pasangan jantan dan betina hasil penangkaran sendiri 100%. 
Stock Simpanan Pejantan Ring Rejo berumur 6 bulan sampai 2 tahunan

Visi yang jauh kedepan ini juga diikuti oleh beberapa breeder junior dengan mengumpulkan indukan yang di beli sejak trotolan (jantan dan betina) jebolan breeder yang sudah lebih dulu mapan. Menarik sekali karena dikandang penangkaran merekalah terjadi silaturahmi genetika mb jawara antar blok timur, blok tengah dan blok barat lewat padu padan mb ring jantan dan mb ring betina asal breeder yang berbeda. Wajib ditunggu dan diamati kiprah anakannya diarena lomba. Patut juga disyukuri bahwa dengan makin mahalnya mb jawara kelas regional dan kelas nasional beberapa player murni mulai terkena virus breeding. Visinya juga sangat jauh kedepan, mas Khadavi dengan KDV STAR misalnya rela mencemplungkan koleksi mb jawaranya seperti Naruto, Zorro, Mistery, Sakuraba, Superboy , King dan HBD 27 yang rata-rata di take over dengan bandrol alaihim untuk ditangkarkan. Ajibnya tidak cuma satu tapi banyak, dan beberapa keturunannya terpantau sudah mulai jalan dan berprestasi dilapangan. Begitu juga Mr.Harjo yang mempunyai reputasi teruji sebagai pencetak banyak mb berkualitas kaliber nasional tidak segan segan untuk merelakan beberapa gaco andalannya seperti Megatron, Bhayangkara, Singa Edan, Jodi, Al Baqi, Madina, Sangkakala, Jalatunda, Jet Lee, Mahameru, Bromocorah  dan beberapa nama lain untuk dimasukkan kedalam program penangkaran agar bisa menurunkan genetika jawaranya. Tampaknya para player kawakan ini sadar apabila seekor mb jawara sampai mati tanpa keturunan maka yang kehilangan adalah seluruh jagad kicau mania penikmat burung berkualitas, bukan hanya pemiliknya saja. Jadi menurut saya dengan hadirnya orang-orang berfikiran maju ini maka masa depan lomba kicau di Indonesia tetap marak dan akan makin cerah dan makin berwawasan lingkungan. Kami dari DIGDAYA BIRD KEEPING juga sudah mulai mengumpulkan anakan RING DIGDAYA yang sudah moncer dilapangan untuk kemudian di tangkarkan di Padepokan Bala6 Jakarta.

Mr.Harjo dan Team KOMBAT bersama MB Malaikat Subuh

Saturday, 8 November 2014

STUDI KASUS 3 : POLIANDRI RISET GENETIKA BUNYI


Punya penangkaran MB sebenarnya lumayan banyak menuntaskan obsesi yang terpendam. Salah satunya keinginan untuk riset-riset sederhana. Kali ini yang menjadi objek yang menarik adalah mengenai mitos bahwa volume diturunkan secara genetis dari indukan betina.

 


Sesi Riset awal adalah terhadap Pejantan Nakula dengan level volume rata-rata dengan May Lady betina hasil tangkaran MR.Delta dengan volume tembakan terbaik di tempat kami (Studi Kasus 2). Dari pasangan ini dihasilkan beberapa anakan yang menunjukkan karakteristik volume yang juga kencang mewarisi sang bunda bahkan sudah terlihat sejak masa trotolnya. Salah Satunya Digdaya NKL 05 dengan nama lapangan Sendhekolo yang sudah mulai banyak menuai piagam lomba di usia lepas mabung pertamanya.Fakta ini belum bisa di jadikan referensi karena belum ada pembanding sebagai fungsi kontrol hasil. Si betina keburu mati sakit saat di jodohkan dengan Voldie, pejantan Nias dengan volume terbaik di tangkaran kami. 
Masih penasaran kebetulan saya punya 2 Jantan ekor panjang dengan karakter volume yang berbeda. Berusia sepadan sekitar 4-5 tahun dan sama-sama hasil tangkaran dan sama-sama berbody jumbo.
Young Gun (Ring Amiexs) punya volume super kencang dengan karakter ngebas sementara  Gurkha (F1 Sasongko) punya volume lebih tipis dengan karakter nyelekit. Keduanya bergantian di Padepokan Bala6 dikawinkan dengan 1 betina yang juga hasil tangkaran yang secara katurangga sangat ideal kesukaan saya yaitu



Ferlina (F2 Sasongko). Ferlina tidak Gacor tapi bongsor dengan level volume diatas rata-rata mendekati May Lady.Tidak banyak anakan yang dihasilkan. Setiap Pejantan diwakili oleh 1 anakannya saja yang jantan yang sengaja tidak kami jual untuk bahan riset. Dari pantauan yang kami lakukan sejak trotol terhadap Young Gun jr dan Gurkha jr volume mereka sama kencangnya dan terus konsisten sampai kondisi lepas trotolnya. Sampai sini apakah mitos itu sudah terbukti? Sementara mungkin.

Menarik juga bila saya perhatikan Gurkha Jr punya keunggulan daripada Young Gun Jr. Ini karena volume kencang dari ibunya berpadu dengan karakter nyelekit menekan dari bapaknya. Apakah Karakter suara ini secara genetis diturunkan dari indukan jantan? Belum bisa dijawab sekarang, harus dibuktikan dengan riset selanjutnya. Fakta lain yang juga perlu ditelusuri lebih dalam adalah apakah kecerdasan diturunkan dari genetika jantan? Menjadi menarik karena Young Gun Jr mewarisi kecerdasan ayahnya sementara seperti ayahnya Gurkha , DenPram (Gurkha Jr) varian isiannya tidak selengkap saudara tirinya, walaupun dibawakan dengan sangat faseh dan bening sekali isian LB, Cililin dan kapas tembaknya.



Selanjutnya sebagai kontra pembuktian kami akan mencoba riset dengan beberapa indukan Jantan yang kencang volumenya dipasangkan dengan betina dengan volume tipis. Baru-baru ini ada masukan dari teman breeder yang mengungkapkan bahwa beliau punya pejantan bervolume dahsyat yang dikawinkan dengan betina volume suara tipis, penuturan beliau hasil anakannya volumenya biasa saja tidak istimewa.  another little step further.

Saturday, 27 September 2014

MEMILIH JANTAN UNTUK INDUKAN PENANGKARAN MURAI BATU

Pembahasan mengenai indukan jantan untuk penangkaran murai batu trah tidaklah serumit kriteria indukan betina trah, karena indukan jantan yang bagus bisa sangat mudah dikenali lewat beberapa cara yang sederhana seperti dibawah ini;

1. Jawara Lomba Kicau

Jantan jawara lomba sudah teruji mental petarungnya, durasi kerja lapangannya dan volume suaranya saat digantang bersama MB jantan lainnya

Harus diakui bahwa mempunyai indukan MB jantan yang sudah punya prestasi sangatlah membanggakan dan sangat menjanjikan untuk dijadikan sebagai basic blood dari betina di penangkaran. Apalagi kalau kelasnya sudah bisa bicara di even skala regional apalagi even skala nasional. Trotolannya banyak dikejar untuk oleh para Kicau Mania yang berorientasi pada lomba dan kebanggaan memiliki MB lomba yang terbaik.  Diharapkan anakan dari MB jawara akan mempunyai mental fighter  yang diturunkan dari Indukan jantannya.

Publikasi media cetak dan media online bisa dipakai sebagai acuan dalam memonitor prestasi MB jawara


2. Trah Jawara Lomba

Anakan Jantan MB Jawara sangat mungkin mewarisi kehebatan ayahnya atau/dan  kehebatan kakeknya atau/dan kakek buyutnya.


Mengikuti teori  criss-cross inheritance: pola di mana sebagian besar sifat genetik induk betina akan menurun kepada anaknya yang jantan, dan sebagian besar sifat genetik induk jantan akan menurun kepada anaknya yang betina, maka cucu dari MB Jawara kemungkinan besar akan mewarisi kehebatan dari kakeknya. Tapi ada beberapa kasus dimana anakan MB Jawara juga menjadi jawara walaupun betinanya kualitas “biasa” saja.  Fenomena ini sering di istilahkan sebagai indukan “jantan nyetak”.


MB Ring Mr.Delta 379 Yang merupakan anakan MB jawara bernama Rusia



3. Katurangga


Katurangga adalah kondisi fisik khusus pada MB sebagai ciri-ciri ideal dari MB yang bagus dilihat dari proporsi bentuk paruh,  sorot mata, bentuk kepala, besar dan panjang leher , bentuk badan, bentuk kaki dan cakar, posisi berdiri , bentuk ekor, panjang ekor serta pola/corak ekor

Dalam pemilihan MB bahan, katurangga menjadi acuan utama. Katurangga adalah pendekatan empiris yang didasarkan pada pengalaman yang beragam. Karena awalnya semua KM berusaha mendapat MB kualitas terbaik berdasarkan pengamatan fisik  dan tingkah laku saja karena kebanyakan MB tangkapan hutan dipilih dalam kondisi belum bunyi saat masih berupa MB bahan. Misalnya saja
  • MB berparuh celah berhidung tembus dengan lubang besar diyakini mempunyai volume suara yang diatas rata-rata. 
  • MB Kepala papak dari depan dan bulat dari samping diyakini sebagai MB yang cerdas.  
  • Banyaknya  bulu tarung diatas paruh yang menandakan MB berkarakter sangat fighter. 
  • Mata yang tajam besar menantang mengindikasikan MB yang berani dan punya semangat pantang menyerah.
  • MB  berdada bidang cederung punya tenaga dan bunyi hentakan yang lebih kuat sementara yang berdada tipis mempunyai trecetan panjang.  
  • Mb dengan leher panjang pada kemampuan membawakan isian yang panjang. 
  • Kaki yang kokoh atau berposisi kaki berdiri rentang lebar punya kecendrungan untuk berpola main merunduk-runduk/hormat juri/sujud yang membutuhkan kestabilan saat berkicau. 
  • Posisi bilah ekor terpanjang rapat seperti pedang cendrung bersuara melengking sementara posisi bilah ekor pecah seperti gunting cendrung bersuara ngukluk dengan volume yang besar.
  • Dan banyak lagi penampakan fisik yang lain yg menjadi rahasia masing-masing player dalam memilih calon gaconya.



4. Usia MB Jantan Siap Tangkar

Syarat utama dari Indukan Jantan adalah sudah Gacor dan jinak (tidak takut manusia)


MB Ring Jantan berusia 1 tahun atau 1x lepas trotol sudah siap digunakan sebagai calon indukan. Untuk MB MH agak susah untuk di prediksi umurnya. Tapi MB MH berusia 3x mabung atau lebih bisa dilihat dari rongga mulutnya yang sudah lebih gelap dibanding MB yang masih muda yng masih dominan merah muda rongga mulutnya.
Pengalaman kami MB jantan lepas trotol lebih mudah dijodohkan dan lebih berproduksi dibandingkan dengan MB pada usia keemasan untuk lomba dikisaran 2 - 4 tahun. Yang juga mudah adalah MB yang sudah cukup matang di usia 5 tahun keatas. 


5. Kriteria Khusus berdasarkan kesukaan Breeder

Tiap breeder punya kesukaan masing-masing yang akan menjadi ciri khas dari anakan produksinya.


Tiap breeder punya kesukaan masing-masing yang unik dan kadang tidak umum terhadap karakteristik unggulan Murai Batu yang bagus menurut seleranya masing-masing dan ilmu yang diyakininya. Tapi secara garis besar bisa kita golongkan dalam 2 kategori, yaitu aliran LOMBA dan aliran KOLEKTOR. Aliran lomba biasanya kategorinya lebih unik karena ada yang mendasarkan kriterianya dari postur ( S, M , L, XL) atau suara (besar, melengking, nyelekit) atau karakteristik vokal (kering/kristal,  basah/kasar) atau dari durasi kerja (ngedur tanpa jeda)  atau dari gaya main (ngeplay, nagen, sujud, atraktif), atau dari variasi isiannya (variatif , monoton faseh berulang)dan beberapa kriteria lain yang sifatnya sangat pribadi. Sementara untuk aliran kolektor biasanya didasari oleh keunikan fisik atau asal usulnya. Seperti murai batu ekor panjang (24 cm up), murai batu blorok, Murai batu Balak, murai batu albino, murai batu habitat langka. Intinya layak dibanggakan sebagai koleksi karena kelangkaannya.
Murai Batu Balak 6 Ekor Panjang
MB Bule Koleksi om Budi Sentrasari Bandung

Friday, 26 September 2014

BREEDING BLUE PRINT

Apapun itu, tidak ada cita-cita yang terlalu tinggi atau terlalu hebat, yang sering terjadi adalah usaha dan upaya untuk menggapai cita-cita itu yang tidak sehebat dan setinggi cita-cita itu sendiri. Sejak  awal pendiriannya, Digdaya Bird Keeping dengan lokasi penangkaran di Padepokan Bala6 Jakarta, mempunyai cita-cita untuk menjadi penangkaran burung Murai Batu yang berorientasi pada kualitas unggulan sambil menjaga keanekaragaman hayati jenis-jenis murai batu yang unik berdasarkan asal habitatnya.  Dari cita-cita tersebut maka dirumuskan bahwa  Breeding Blueprint kami adalah : Penangkaran Murai batu Galur Murni Trah Jawara(GMTJ).


Yang dimaksudkan dengan penangkaran MB trah jawara adalah dalam pemilihan indukan  sangat dipentingkan untuk menggunakan indukan ex jawara lomba atau keturunan dari jawara lomba kicau. Indukan jantan diambil dari MB yang berprestasi ditingkat lokal, regional dan  nasional. Sementara indukan  betina menggunakan anakan dari trah pejantan jawara.  Khusus untuk indukan betina sangat diutamakan yang mempunyai  trah multi generasi dimana berkumpul  genetika beberapa trah jawara dalam alur silsilahnya.


Yang dimaksudkan dengan penangkaran MB galur murni adalah dalam pemasangan indukan sangat diperhatikan agar berasal  dari habitat yang sama atau setidaknya berdekatan. Usaha ini bertujuan untuk menjaga kemurnian genetika masing-masing habitat, harapannya adalah agar bisa melestarikan keaneka ragaman hayati yang unik dari masing-masing habitat MB tersebut.

Pada perjalannya, mewujudkan breeding blue print diatas tidaklah semudah menuliskannya. Diperlukan usaha yang tidak kenal lelah dan konsisten dengan banyak kompromi disana-sini.  Mewujudkan penangkaran MB Galur murni saja sudah sangat sulit di masa sekarang.  Saat kami serius memulai penangkaran MB beberapa tahun lalu habitat MB di nusantara sebagian besarnya sudah terlanjur carut-marut diterjang kepentingan ekonomi yang sangat kompleks.  Sangat susah untuk mendapatkan MB asli tangkapan hutan habitat-habitat tertentu yang terkenal dikalangan Kicau Mania sebagai penghasil MB lapangan yang berkualitas super.

Dilain sisi, walaupun berkembang luas mitos mengenai kehebatan MB asal habitat tertentu, ternyata mayoritas pelomba pemilik MB Jawara tidak terlalu perduli dengan asal usul MB gaco mereka. Yang penting buat mereka adalah MB tersebut  punya kinerja yang ciamik dan bisa rajin berprestasi dilomba kicau. Sehingga dalam pemilihan indukan jawara jantan terkadang harus sangat selektif memilih yang jelas asal usulnya dan mau sabar dan telaten menelusuri dan melakukan verifikasi asal usul habitatnya ke rangkaian pemilik sebelumnya. Bukan sekedar membeli asal jawara saja, yang KTP nya jelas tentu lebih disesuai dengan misi Dan visi Digdaya Bird Keeping. Untuk MB pejantan beberapa habitat tertentu biasanya kami dapatkan sebagai ex-gaco andalan pelomba senior dengan kondisi MB tersebut sudah berusia sangat mapan diatas 4 tahun. Ini karena tangkapan hutan habitat tersebut yang fresh sudah sangat langka. Perlu keberuntungan  istimewa untuk memilikinya.

Untuk Indukan betina usaha yang ditempuh ternyata jauh lebih berat. Kalau sekedar galur murni, dengan banyak keberuntungan mungkin lebih mudah mendapatkan dari asli tangkapan hutan. Tapi yang trah MB jawara? lain lagi ini ceritanya. Beruntung sekali kami mendapatkan akses dan kesempatan untuk bersahabat dengan peternak-peternak senior dengan kapasitas besar diantaranya adalah YAQISA BF Bekasi, DELTA BF Sidoarjo, ARCO BF Serang, REJO BF Sragen, ICONK BF Majalengka, VEGASUS BF Bandung, SKL BF Indramayu dan teman-teman breeder hebat lain di Indonesia terutama di jaringan breeder Ring KOMBAT. Karena selain sebagai breeder mereka juga player yang sangat mengerti mengenai kualitas MB dan peduli pada karakteristik MB sesuai dengan asal usul habitatnya. Atas kebaikan hati merekalah saya mendapatkan sebagian besar indukan betina yang saya jadikan sebagai basic blood di penangkaran MB Ring Digdaya


Sunday, 21 September 2014

BROODER

Seperti unggas pada umumnya, Murai Batu  mengalami dua fase  kehidupan, yaitu fase starter dan dilanjutkan ke fase finister. Fase starter adalah fase awal yang dimulai dari burung keluar dari cangkang telurnya sampai bulu tubuhnya sudah tumbuh sempurna. Pada fase ini tersebut kondisi tubuh MB muda (trotol) masih lemah dan organ tubuhnya belum berfungsi secara optimal sehingga trotol memerlukan perhatian yang lebih intensif agar dapat tumbuh secara optimal
Pada penangkaran murai batu, setelah menetas maka trotol disapih oleh induknya sampai usia beberapa hari, yang lamanya sangat tergantung pada metode dan skala bisnis si penangkar. Umumnya 5-7 hari sebelum anakan mulai muar(sudah bisa keluar dari sarang). Untuk itu perlu disiapkan sebuah fasilitas untuk menampung anakan tersebut selama fase starter. Fasilitas itu dalam dunia penangkaran disebut sebagai BROODER.
  
Brooding berasal dari kata brood yang berarti seperti indukan. Jadi masa brooding adalah masa dimana trotol masih butuh indukan atau butuh penghangat buatan  sampai umur tertentu yaitu sampai trotol bisa menyesuaikan sendiri dengan suhu lingkungannya. Masa brooding merupakan  salah satu periode kehidupan trotol dan menjadi pondasi awal bagi kehidupan maupun produktivitas  murai batu pada fase berikutnya. Keberhasilan  pada fase  brooding ini akan diikuti oleh fase  berikutnya sehingga memudahkan penangkar untuk memperoleh keuntungan yang optimal. Sebaliknya, kegagalan pada fase brooding akan menyebabkan kegagalan fase berikutnya sehingga menyebabkan produktivitasnya turun, hal ini karena potensi genetik trotol tidak dapat muncul secara optimal.

BROODER modern yang digunakan oleh REJO BF Sragen Jawa tengah

Tujuan dari brooding adalah untuk menyediakan lingkungan yang nyaman dan sehat secara efisien dan ekonomis bagi trotol dan untuk menunjang pertumbuhan secara optimal.  Pada saat trotol berumur 0 sampai  14 hari, akan terjadi perbanyakan sel atau “hyperplasia”. Perbanyakan sel ini meliputi perkembangan saluran pencernaan, perkembangan saluran pernapasan dan perkembangan sistem kekebalan.

Masa brooding ini akan berpengaruh pula pada pertumbuhan selanjutnya yang berupa petumbuhan hypertropia  yaitu sel-sel  akan memperbesar ukurannya atau terjadi pendewasaan sel. Pada fase brooding dapat juga terjadi gangguan pembelahan sel. Pada pembelahan yang sempurna, satu sel akan membelah menjadi 8 sel, tetapi apabila terjadi gangguan maka dapat juga terjadi 1 sel hanya bisa membelah diri menjadi 6 sel. Akibatnya, pada fase pertumbuhan hypertropi, karena jumlah sel yang lebih sedikit maka akan menghasilkan organ yang lebih kecil pula dengan fungsi yang kurang optimal. Keberhasilan masa brooding ini sangat dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan  kualitas udara dalam kandang.

Brooding yang baik harus  dapat melindungi trotol dari angin, hujan, perubahan suhu yang mendadak dan serangan hewan liar (tikus, ular, kadal, burung). Serangkaian sistem yang mendukung brooding antara lain heater (pemanas), pencahayaan, pengontrolan suhu dan kelembapan udara, pengaturan sirkulasi udara dan tingkat kepadatan brooding. Ukuran brooding tergantung dari jumlah dan umur trotol. Semakin banyak dan umur trotol semakin bertambah, maka brooding harus diperluas. Usahakan udara atau oksigen di dalam brooding jangan terlalu pengap. Artinya jangan lupa memperhatikan kepentingan ventilasi udara bagi trotol.  Brooding pada trotol pada umumnya dipergunakan sampai trotol berumur 25 hari saat sudah mulai makan sendiri. Diatas umur tersebut brooding sudah tidak terlalu dibutuhkan lagi


Keberhasilan masa brooding sangat tergantung dari:

1.  Pemanas (heater)
Heater atau pemanas yang baik harus mampu menghasilkan panas yang cukup, stabil dan terfokus. beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih pemanas yaitu
a.  mudah mengoperasikannya
b.  suhunya selalu stabil
c.  bahan baku mudah tersedia
d.  biaya murah

2.  Jenis Pemanas
Beberapa jenis pemanas yang biasa dipakai di peternakan unggas adalah gasolek (gas infra red), semawar (sumber panas dari minyak tanah), batu bara,  lampu bohlam,  kayu bakar, serbuk gergaji dan sumber panas lainnya.)

3.  Sekat / embatas(Chick Guard Brooder) 
Dibuat dari bahan yang sederhana tapi kuat dan mampu membatasi isi didalamnya dari keadaan yang membahayakan isinya seperti predator atau perubahan fisika lingkungan seperti suhu dan kelembaban yang tidak ideal.. Bisa berwujud kandang  yang dilengkapi pemanas, tempat pakan, tempat minum dan tirai kandang. Chick guard juga berfungsi untuk membantu  agar panas brooding tetap terfokus dan trotolan terbang liar yang kadang berbahaya bagi sayap dan kakinya yang belum tumbuh kuat.  menyebar keseluruh ruang  kandang.

4.  Alas lantai kandang ( litter )
Litter merupakan alas lantai kandang yang berfungsi untuk menampung dan menyerap air dari feses, meminimalkan terjadinya lepuh dada dan kaki serta untuk menjaga kehangatan kandang brooder. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai litter sebaiknya mempunyai sifat daya serap airnya baik, tidak berdebu, mudah didapat dan murah harganya. Untuk Murai batu, trotolan cukup diletakkan di sarang yang terbuat dari daun cemara kering. Bahan sarang ini perlu di bersihkan dengan disinfektan sebelum digunakan. Sediakan tangkringan kayu ketika trotolan sudah mulai tidak betah di sarang dan mulai muar (terbang) .

5.  Tempat pakan dan tempat minum
Tempat pakan dan tempat air minum bisanya disediakan ketika trotolan sudah mulai diajari makan sendiri. Posisinya di taruh dilantai brooder sedimikian rupa sehingga tidak mudah tumpak ketika trotolan nangkring diatasnya.

6.  Cahaya, suhu dan kelembapan
Untuk dapat tumbuh secara optimal, trotolan perlu mengkonsumsi ransumnya secara maksimal. Oleh sebab itu perlu pencahayaan yang optimal terutama pada masa brooding agar bisa makan setiap waktu. Pada bulan pertama usia 1 hari sd 30 hari trotolan membutuhkan pencahayaan baik siang maupun malam selama 24 jam. Adanya pencahayaan akan menstimulasi trotolan ini untuk selalu merespon dan mengkonsumsi pakan yang diberikan. Cahaya juga dapat merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormon tiroksin yang berfungsi meningkatkan proses metabolisme sehingga dapat memacu pertumbuhannya. 
 
Pada masa brooding maka perlu perhatian ekstra baik suhu maupun kelembapannya. Pengontrolan suhu ini harus dilakukan sesering mungkin, dengan menggunakan thermometer yang diletakkan dalam kandang brooder dengan posisi sensor diketinggian yang sama dengan posisi normal trotolan disarang. Pada fase trotolan sudah bisa terbang kesana kemari penempatan sensor suhu dan kelembaban dapat dilakukan dengan melihat jalur aktivitas dan posisi tangkringan favorit trotolan. Bisa juga dipantau dengan kasat mata  yaitu apakah trotolan akan menyebar rata dalam brooding, mendekati pemanas atau malah menjauhi pemanas. Demikian juga halnya dengan kelembapan, 

kelembapan yang terlalu tinggi dapat memicu pertumbuhan jamur dan  bakteri pengurai asam urat dalam feses menghasilkan gas ammonia lebih banyak. Kelembaban dijaga di kisaran 50%-65%

Suhu Maksimal Brooder adalah 34-35 derajat Celcius untuk MB trotol usia 1-7 hari yang kemudian diturunkan 1-2 derajat saat usia 7-15 hari dikisaran 32-33 derajat Celcius. Selanjutnya saat siap disapih suhu kandang bisa dibuat stabil di  suhu kamar kisaran 30-31 derajat Celcius. Penggunaan lampu opsional di malam hari yang suhunya lebih dingin.  


7.  Sirkulasi udara
Pengaturan ventilasi dilakukan dengan cara pengaturan buka tutup tirai kandang. Namun demikian pengaturan ini harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan terutama suhu dan kelembaban sekitar kandang. Sirkulasi udara yang baik akan mengurangi  bau ammonia, debu ataupun asap pemanas. Brooder yang ditutup tanpa adanya ventilasi dapat menghambat suplai oksigen dan meningkatkan konsentrasi gas beracun yaitu CO2 dan amoniak dalam kandang brooder.

8. Kepadatan kandang
Kandang brooder yang terlalu padat akan menurunkan ketersediaan O2, meningkatkan amoniak, mempengaruhi aktivitas trotolan dan meningkatkan persaingan antar individu didalamnya dalam mendapatkan oksigen dan makanan serta terkadang menstimulasi kanibalisme. Pada trotolan sering terlihat mereka saling mematuk bulu sayap dan ekor kawannya. Pengaturan kepadatan kandang brooder adalah dengan cara mengganti kandang brooder dengan ukuran yang lebih besar disesuaikan dengan jumlah trotolan yang ada. Trotolan dipisahkan kekandang sendiri ketika berusia 1 bulan.